Unggul Telak Versi Quick Count di Pilkada Sumut, Begini Tanggapan Menantu Jokowi
Meskipun hasil quick count menunjukkan keunggulan, Bobby menyatakan pihaknya akan menunggu hasil real count secara resmi.
Editor: Erik S
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN- Pasangan calon gubernur Sumatera Utara (Sumut) nomor urut 1, Bobby Nasution-Surya unggul jauh dari Edy Rahmayadi dan Hasan Basri berdasarkan hitung cepat Pilkada Sumut.
Bobby Nasution kemudian memberikan pesan kepada pasangan Edy Rahmayadi dan Hasan Basri.
"Ya sama-sama lah, Pak Edy dan Hasan sudah memberikan pemikiran, sudah memberikan gagasan kepada masyarakat Sumut," kata Bobby saat diwawancarai di Rumah Pemenangan Bobby-Surya di Kota Medan.
Baca juga: Kalah Telak dari Bobby Nasution Berdasarkan Quick Count, Apa Tanggapan Edy Rahmayadi?
Lebih lanjut, Bobby menekankan pentingnya kontribusi gagasan dari semua calon selama masa kampanye.
"Dalam masa kampanye sudah memberikan gagasannya. Ini lah yang sama-sama kita lakukan. Nah, masalah memilih, itu biar lah masyarakat. Itu aja," sambung menantu Presiden ke-7 RI Joko Widodo itu.
Meskipun hasil quick count menunjukkan keunggulan, Bobby menyatakan pihaknya akan menunggu hasil real count secara resmi.
Ia juga menambahkan bahwa ia tidak terlalu menduga akan menang dalam perhitungan cepat ini, karena ia lebih fokus pada usaha dan doa selama proses kontestasi Pilkada.
"Masalah hasilnya ya tentunya kita harapkan pasti hasilnya terbaik ya," ujar Bobby.
Sebelumnya, pasangan Bobby-Surya dilaporkan unggul dengan 62,79 persen suara dalam quick count sementara Indikator yang dirilis pada Rabu (27/11/2024) pukul 18.00 WIB.
Sementara itu, pasangan nomor urut 2, Edy-Hasan, memperoleh 37,21 persen suara. Data tersebut diambil dari penghitungan yang masuk sebanyak 62,79 persen dari total 250 TPS sampel.
Edy terima hasil perhitungan
Di tempat terpisah Edy Rahmayadi mengatakan masih memantau hasil hitung cepat.
"Quik Count posisinya di 65 persen dan 35 persen, terus kita cek kemari BSPN PDIP Sumut, baru 30 persen terdata, di tempat ini. Kondisinya juga tidak terlalu jauh beda, posisinya di 60 persen 40 persen, walaupun baru 30 persen data yang masuk," katanya.
Baca juga: Penjelasan Terbaru KPK soal Dugaan Gratifikasi Jet Pribadi Bobby Nasution
Edy Rahmayadi mengatakan, siap menerima hasil real count. Siapa pun yang menang dinilai Edy Rahmayadi sebagai hasil demokrasi.
"Kita ikuti sampai nanti menjadikan kepastian, inilah demokrasi, rakyat memilih, suara rakyat, dan dia adalah memberikan amanah kepada siapa yang dikehendaki rakyat. Saya salah satu kontestan, akan mengikuti ini," katanya.
Ditanya soal proses demokrasi pemungutan suara, baik kendala atau indikasi pelanggaran Edy menjawab diplomatis. Termasuk rendahnya juga tingkat pastisipasi.
"Yang kita terima sama, sama terjadi di paslon 1 maupun paslon 2, kondisinya sama, hujan sama dirasakan. Tapi ada kesalahan-kesalahan baik disengaja maupun tidak disengaja, saya belum tahu sejauh itu, karena ini kan masih berjalan. Ada yang terhenti, tertunda, nanti kita lihat, ada bawaslu dan KPU Sumut, ada partai pengusung juga tak aka diam. Kita tunggu bagaimana evaluasi, yang benar ini," ujar Edy Rahmayadi.
Sekretaris DPD PDIP, Sutarto menilai, landasan hasil pemilu pertama sesuai dengan ketentuan, KPU dan UU. Dia berpedoman rekapitulasi hasil C satu.
Jadi pedoman kita ada di situ. Kita menghormati apa yang sudah ditetapkan oleh UU dan PKPU, jadi kita akan tunggu, kepada masyarakat Sumut, tunggu, seperti yang disampaikan Pak Edy tadi kita tunggu dengan sabar," katanya.
Baca juga: 6 Survei Elektabilitas Pilgub Sumut, Bobby Nasution Masih Ungguli Petahana Edy Rahmayadi
"Kedaulatan ada di tangan rakyat, jadi ini adalah kamar hitung PDIP, yang juga tim kampanye pak edy, kami punya C1 yang hitungannya akurat yang ada di 33 Kabupaten/Kota," ujarnya.
Terkait kondisi alam yang tidak mendukung pencoblosan, apa yang terjadi adalah banjir, bagian dari sebuah hukum alam, ada beberapa wilayah tergenang banjir. Dan TPS juga tergenang, sehingga tidak bisa malaksanakan pemungutan suara.
"Karena dengan PKPU 17 ada daerah yang ditunda, diulang. Kita menunggu sikap dari KPU, jam 4 ditetapkan, kita tadi bilang itu sudah terlambat, harusnya sejak awal. Tapi semua kita serahkan kepada KPU," pungkasnya. (Kompas.com/Tribun Medan)