Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sahroni Berharap Tak Ada Lagi Pihak Menuding Polisi Terlibat di Pilkada 2024

Ahmad Sahroni mengutarakan harapannya, agar tidak ada lagi pihak yang menilai kalau aparat kepolisian turut terlibat dalam Pilkada di Indonesia.

Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Sahroni Berharap Tak Ada Lagi Pihak Menuding Polisi Terlibat di Pilkada 2024
Tribunnews.com/Rizki Sandi Saputra
Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni mengutarakan harapannya, agar tidak ada lagi pihak yang menilai kalau aparat kepolisian turut terlibat dalam Pilkada di Indonesia. 

Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni mengutarakan harapannya, agar tidak ada lagi pihak yang menilai kalau aparat kepolisian turut terlibat dalam Pilkada di Indonesia.

Terlebih kata dia, belakangan ini ada penilaian kalau Polri ikut membantu dalam memenangkan pasangan calon kepala daerah tertentu.

Baca juga: Isu Partai Coklat dalam Pilkada Dinilai sebagai Upaya Mencari Kambing Hitam

"Kita berharap supaya Pilkada ini tidak lagi ada isu-isu terkait seolah-olah polisi dipakai alat negara untuk memenangkan seseorang di dalam Pilkada ini," kata Sahroni saat ditemui awak media di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (2/12/2024).

Pasalnya menurut Sahroni, aparat kepolisian saat ini sudah bekerja dengan baik.

Sementara, perihal dengan agenda pemenangan dari setiap pasangan calon kepala daerah merupakan strategi dari masing-masing kubu.

Karena itu, dirinya menganggap wajar dalam sebuah kontestasi ada pasangan calon kepala daerah yang menang ataupun yang kalah.

Berita Rekomendasi

"Pilkada menang kalah biasa biasa, tinggal tergantung pada skenario permainan atau pola cara memenangkan paslonnya, itu kan masing-masing punya strategi," ujar Sahroni.

Meski begitu, Bendahara Umum DPP Partai NasDem tersebut mengakui, sejatinya memang masih banyak kinerja Polri yang harus diperbaiki.

Bahkan pihaknya sebagai mitra di pemerintahan, selalu mengawasi kinerja institusi Bhayangkara itu seraya juga memberikan evaluasi atas kritik dari masyarakat yang dilayangkan kepada Polri.

Baca juga: Jateng Kandang Bansos dan Parcok, Rocky Gerung : Wujud Kejengkelan PDIP pada Jokowi

"Nah kita mitra di komisi III mengawasi itu langkah upaya apa yang menjadi sorotan publik misalnya kekurangan dari kinerja polisi itu yang kita akan lakukan, kritik-kritik dan polri harus mengevaluasi, bukan menarasikan selalu, 'wah ini dipakai alat negara jangan'," kata dia.

PDIP Soroti Keterlibatan Parcok di Pilkada

Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto menyoroti dugaan pihaknya terhadap pelibatan anggota Polri di Pilkada 2024

PDIP bahkan memiliki julukan tersendiri untuk kelompok Polri yang diduga terlibat dalam Pilkada sebagai Partai Cokelat atau Parcok.

Terkait hal tersebut, Hasto meminta kepada seluruh anggota Polri di Indonesia untuk bisa mengedepankan marwahnya dalam menjaga kesatuan dan persatuan bangsa.

Menurut dia, Polri tidak perlu menjadi alat bagi segelintir pihak dalam mewujudkan nafsu untuk berkuasa.

"PDI Perjuangan, di dalam Pilkada Serentak ini, ketika kami mempersoalkan tentang fenomena Partai Coklat, fenomena bagaimana Jokowi harus digerakkan oleh ambisi-ambisi kekuasaan demi kepentingan keluarga dan pribadi, dan kemudian membuat suatu norma-norma baru sehingga Kepolisian Republik Indonesia yang seharusnya mengabdi kepada Merah Putih, loyal kepada Presiden Prabowo Subianto, di dalam praktik banyak disalahgunakan untuk kepentingan politik praktis," kata Hasto saat jumpa pers di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Minggu (1/12/2024).

Dalam momen tersebut, Hasto juga turut menampilkan foto mendiang mantan Kapolri, Jenderal Polisi Hoegeng Iman Santoso.

Menurut Hasto, sejatinya setiap anggota Polri masa kini harus bisa meneladani sikap dari Hoegeng semasa menjadi perwira Polri.

Dimana, mendiang Hoegeng merupakan salah satu teladan Polri yang menjaga marwah Kepolisian, bukan justru terlibat dalam praktik politik.

"Karena itulah kami mengajak seluruh aparatur Kepolisian Republik Indonesia, mari kita jaga spirit Polri Merah Putih, kita jaga seluruh keteladanan yang diberikan, seluruh kepercayaan rakyat-rakyat, mandat rakyat di dalam menegakkan keadilan dan ketertiban hukum," jelas Hasto.

"Ada tampilan bagaimana Jenderal Hoegeng yang menjadi panutan, beliau bukan politisi, beliau polisi. Polisi Merah Putih, bukan Parcok," sambungnya.

Hasto menyatakan, di beberapa wilayah dalam Pilkada 2024 kemarin, fenomena Parcok itu digerakkan secara masif. 

Atas hal itu, politikus asal Yogyakarta tersebut meminta kepada seluruh rakyat Indonesia agar dapat bersuara jika melihat masifnya pergerakan Polri di kontestasi Pemilu.

"Mari kita jaga kemerdekaan kita, kedaulatan kita, keberanian kita untuk berbicara, sehingga Republik Indonesia yang dipertaruhkan dengan susah payah oleh pendiri Republik dapat tegak kokoh berdiri," tandas Hasto.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas