Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Preliyan Pingin Jadi Polisi, Cerita Tiap Malam ke Pamannya di Pesawaran

Preliyan, bocah yatim asal Pesawaran, Lampung, yang viral setelah menangis di pusara ayahnya, bercita-cita jadi polisi.

Editor: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Preliyan Pingin Jadi Polisi, Cerita Tiap Malam ke Pamannya di Pesawaran
Kolase Foto IG Fadli_Respek/Tribun Lampung
Preliyan, bocah yatim yang menangis dan juga terekam memeluk pusara ayahnya yang meninggal dua tahun lalu di sebuah desa Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. 

Sandi terpaksa putus sekolah di kelas 1 SMK, karena mesti jungkir balik membantu ibunya, yang kondisinya juga kurang beruntung.

Makam ayah Preliyan di sebuah desa di Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Preliyan bocah yatim akhirnya kini bisa berkumpul dengan ibunya, melanjutkan sekolah dibantu komunitas kemanusiaan Respek Peduli Lampung.
Makam ayah Preliyan di sebuah desa di Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Preliyan bocah yatim akhirnya kini bisa berkumpul dengan ibunya, melanjutkan sekolah dibantu komunitas kemanusiaan Respek Peduli Lampung. (Kolase Foto IG Fadli_Respek/Tribun Lampung/Kiki Addipratama)

Sandi kerja serabutan, dan kadang jadi kuli bangunan untuk biaya pengobatan ayahnya serta pendidikan adiknya, Preliyan.

"Bapak awal sakit 2017 tapi belum separah itu, 2020 bapak udah semakin parah. Terus akhirnya aku putus sekolah fokus kerja bantu biaya bapak," kata Sandi kepada jurnalis Tribun Lampung Tribun Network di Rumah Singgah Respek Peduli Lampung, Selasa (7/3/2023).

Sandi mengaku tak tahu harus bagaimana. Dia hanya fokus untuk merawat ayahnya.

Namun, takdir berkata lain. Ayahnya meninggal dunia setelah delapan (8) bulan menjalani perawatan.

"2020 itu semakin parah terus dibawa ke rumah sakit. Dirawat juga di sini (Rumah Singgah Respek Peduli Lampung)," katanya.

"Jadi 2019-2020 itu ketemu sama Respek Peduli Lampung dan  bapak  dirawat di rumah singgah ini selama 8 bulan, rumah sakitnya di Abdoel Moeloek. 2021 bapak meninggal," lanjut Sandi.

Berita Rekomendasi

Sandi mengaku sedih, harus hidup berdua dengan Preliyan yang masih belia.

Mereka terkadang hanya bisa merenungi nasibnya, tak seberuntung remaja lain yang seru-seruan bersama teman-teman dan keluarganya.

Seringkali Sandi tak bisa membendung air matanya saat  melihat adiknya, si Preliyan.

"Ya, Sandi terima mungkin ini udah jalannya Tuhan buat Sandi. Sandi terus berusaha sampai ada keajaiban untuk lebih baik lagi," tuturnya.

Preliyan saat ini sekolah di kelas 4 SD di Pesawaran. Preliyan praktis berjauhan dengan kakaknya lantaran Sandi bekerja di kota.

Sesekali Preliyan diantar kerabatnya di desa untuk berkunjung ke kos Sandi di Bandar Lampung.

Sebaliknya, Sandi juga sesekali kembali ke kampung untuk menengok Preliyan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas