Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Melon Hidroponik, Kisah Sukses Petani di Mungkid Magelang Jateng

Imam Adi mengembangkan melon secara hidroponik di green house miliknya di Gondang, Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Editor: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Melon Hidroponik, Kisah Sukses Petani di Mungkid Magelang Jateng
TRIBUN JOGJA/NANDA SAGITA GINTING
Pegawai green house Gondang milik Imam Adi merawat tanaman buah melon yang dibudidayakan secara hidroponik. Buah melon hidroponik ini lebih manis daripada buah sejenis yang ditanam secara konvensional di tanah. 

"Sementara kalau menggunakan listrik PLN ada kemungkinan pemadaman. Padahal untuk fertigasi ini tidak boleh berhenti. Satu hari mati total bisa berakibat fatal. Bisa gagal (panen) gara-gara itu," terangnya.

Dirinya pun mengakui, pembuatan pertanian sistem semi hidroponik ini memakan biaya yang tak kecil. Namun, risiko gagal panennya lebih kecil dibandingkan pertanian konvensional.

"Biaya yang dikeluarkan bisa dibilang agak mahal, tapi itu (solar cell) kan bisa dipakai lebih dari 10 tahun. Solar cell 2 watt peak (WP) itu Rp1,5 juta, untuk instrumen sekering, pengaman, timer sekitar Rp500 ribu. Tambahan yang paling mahal ya aki. Total sekitar Rp 100 juta sudah tinggal pakai greenhouse," terangnya.

Melon Lebih Manis

Imam mengatakan, buah melon miliknya yang ditanam menggunakan sistem semi hidroponik memiliki rasa yang lebih manis. Jika, dibandingkan dengan melon yang ditanam di tanah.

"Ada dua jenis melon yang saya tanam di sini, jenis Inthanon dan Sweet Net. Memamg, sekilas bentuk buahnya sama, warnanya sama, tapi kadar manisnya lebih tinggi yang ditanam secara hidroponik. Juga lebih awet," tuturnya.

Tak hanya itu, harga jual melon miliknya juga lebih tinggi dibandingkan melon pada umumnya.

Berita Rekomendasi

"Saat ini harga melon lebih mahal yang Sweet Net. Kemarin di harga Rp25 ribu per kilogram, dari supplier mungkin bisa sampai Rp30 ribu per kilogram . Yang membedakan melon  hidroponik dengan ditanam di tanah itu harga jualnya lebih tinggi yang hidroponik," kata Imam.  

Bahkan, dirinya mengaku sudah meraup untung hingga puluhan juta pada panen perdananya beberapa waktu lalu.

"Dalam satu green house ditanam 2 jenis melon Inthanon dan Sweet Net dengan jeda panen yang diatur 15 hari. Dari panen 600 pohon melon jenis inthanon, diperkirakan menghasilkan uang Rp 15 juta," paparnya.

"Panen selanjutnya 600 pohon melon jenis sweet net yang harga jualnya lebih mahal. Omzet selama satu periode tanam dalam green house, diperkirakan mencapai paling sedikit Rp 40 juta hingga Rp 60 juta," tambahnya.

Banyak Diburu Pembeli

Pembeli melon semi hidroponik milik Imam pun berasal dari berbagai daerah. Salah satunya Budi Santoso, seorang suplier buah dari Jakarta.

Dirinya rela datang langsung ke perkebunan melon milik Imam untuk mendapatkan buah kelas premium tersebut.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas