Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Liang Bua, Situs Prasejarah di Pulau Flores NTT yang Pernah Menggemparkan Dunia

Situs prasejarah Liang Bua menggemparkan dunia menyusul temuan spesies hominid purba Homo floresiensis atau hobbit dari Flores.

Editor: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Liang Bua, Situs Prasejarah di Pulau Flores NTT yang Pernah Menggemparkan Dunia
Dok. Tim JKW-PWI
Memasuki provinsi ke-25, Tim Jelajah Kebangsaan Wartawan (JKW)–PWI yang terdiri dari Sonny Wibisono, Indrawan Ibonk, Aji Tunang Pratama dan Yanni Krishnayanni berkesempatan mengunjungi situs arkeologi bersejarah Liang Bua yang terletak di desa Liang Bua Kecamatan Rawung Utara, Kabupaten Manggarai, Flores. 

Eksplorasi Awal Pastor Theodore Verhoeven

Situs Liang Bua pertama kali ditemukan misionaris Belanda, Pastor Theodore Verhoeven pada 1957.

Pastor Theodore Verhoeven adalah seorang guru yang pernah mengajar di Seminari Mataloko Kabupaten Manggarai, Flores.

Gua Liang Bua ini pernah dia gunakan sebagai tempat untuk mengajar murid-muridnya.

Verhoeven tertarik melihat berbagai tinggalan budaya seperti gerabah dan artefak batu yang sangat melimpah di dalam gua.

Untuk pertama kalinya pada 1965, Pastor Verhoeven melakukan penggalian secara amatir untuk mengetahui apakah di tempat tersebut dipakai sebagai tempat aktivitas manusia pada masa lalu.

Hal ini ditunjukan adanya bukti-bukti temuan ertefak berupa alat-alat batu, tujuh rangka manusia dengan berbagai jenis bekal kuburnya (funeral gift) yang umumnya berasal dari periode paleoetalik dan neolitik.

BERITA TERKAIT

Selain itu ditemukan juga tulang binatang, sisa-sisa makanan berupa kerang dan ditemukan juga kuburan di dalam gua tersebut.

Melalui hasil penelitian yang dilakukan pastor tersebut, Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) melakukan penelitian lebih lanjut secara intensif pada 1973 dan 1979.

Hasil penelitian mereka memperkuat dugaan temuan Pastor Theodore Verhoeven. Gua tersebut telah lama dihuni manusia masa lalu dengan ditemukannya alat-alat dari zaman purba.

Selanjutnya penelitian lebih lanjut dilakukan pada 2001 sampai 2004, oleh Dr RP Soejono dan bekerja sama dengan peneliti asing Mike Morwood dari University Of New England (Australia).

Menurut penelitian tim gabungan ini menunjukan di daerah ini juga dulunya pernah ada atau pernah hidup binatang purba jenis gajah purba Stegodon.

Ditemukan juga jenis fauna endemik seperti jenis pigmy stegodon, komodo, biawak, tikus, burung-burung besar, dan kura-kura pada layer Plestosen (bagian bawah).

Selain itu ditemukan juga fosil tulang dari tubuh manusia purba kecil dengan tinggi sekitar 106 cm, dan berjenis kelamin perempuan.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas