Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ini Destinasi Ziarah Sejarah Makam Sultan Pontianak di Batulayang Tepi Sungai Kapuas

Komplek makam Kasultanan Pontianak terletak di Batu Layang, Pontianak Utara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Lokasinya di tepi Sungai Kapuas.

Editor: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Ini Destinasi Ziarah Sejarah Makam Sultan Pontianak di Batulayang Tepi Sungai Kapuas
TRIBUN PONTIANAK
Suasana di dalam komplek makam Kasultanan Pontianak di Batu Layang, Pontianak Utara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Komplek makam ini terletak di tepi Sungai Kapuas. 

TRIBUNNEWS.COM, PONTIANAK – Komplek makam Batu Layang di Pontianak menjadi satu di antara destinasi ziarah sejarah dan reliji di Kalimantan Barat.

Batu Layang merupakan nama kelurahan di wilayah Pontianak Utara, Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia.

Di kelurahan ini terdapat pemakaman Sultan Pontianak, termasuk Sultan Abdurrahman al Kadrie, sang pendiri kota.

Makam Sultan Pontianak berada di dekat Sungai Kapuas, berhadapan dengan sebuah pulau atau delta di sungai besar ini.

Jaraknya dari pusat kota sekitar 13,2 kilometer ke arah Mempawah. Bisa ditempuh dalam waktu sekitar 30 menit menggunakan kendaraan pribadi jalur darat.

Sesampainya di sini, kita akan menemukan makam sultan dan kerabatnya. Ada makam Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie yang merupakan pendiri Kota Pontianak.

Makamnya terletak di tengah dan ditutup dengan atap dan bangunan yang terbuat dari kayu belian atau kayu ulin.

BERITA REKOMENDASI

Makam Sultan yang sudah berusia hampir 200 tahun itu telah banyak mendapat perbaikan.

Disampingnya terdapat makam isterinya Puteri Utin Chandramidi yang wafat tahun 1246 H atau tahun 1830.

Pada bagian lain komplek pemakaman ini, juga ada makam Sultan Hamid II, perancang lambang Garuda Indonesia.

Posisi makam Sultan Hamid II berada di sisi kiri depan, sebelum makam Sultan Syarif Abdurrahman.

Makam Sultan Hamid II berada dalam satu ruang bersama ayahnya, Sultan Syarif Muhammad yang wafat akibat keganasan tentara Jepang pada 1944.


Di samping makam Sultan Syarif Muhammad dimakamkan isterinya Syecha Jamilah binti Mahmud Syarwani bergelar Maha Ratu Suri yang meninggal tanggal 14 April 1977.

Terdapat pula makam Syarifah Fatimah binti Syarif Muhammad bergelar Ratu Anom Bendahara.

Tak jauh dari makam sultan dan kerabatnya, terdapat tumpukan batu yang sering disebut Batu Layang.

Berada tepat di pinggir sungai, batu-batu ini sejatinya tidak melayang.

Pada waktu tertentu, seperti menjelang Ramadhan, makam kesultanan Pontianak ramai dikunjungi para peziarah.

Selain menjadi lokasi wisata religi, komplek makam ini juga menjadi saksi bisu sejarah panjang kota Pontianak, ibu kota Kalimantan Barat.(Tribunnews.com/TribunPontianak/Nasaruddin)

ARTIKEL INI JUGA TAYANG DI ; 

Baca Selanjutnya: Wisata religi pontianak ziarah ke makam sultan di batulayang

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas