Pengamat: Gaya Komunikasi Kreatif Harus Diimbangi Kemampuan Adu Gagasan
gaya komunikasi kreatif yang ditunjukkan kontestan pilpres 2024, harus diimbangi kemampuan adu gagasan.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Citra Institute Yusak Farchan mengatakan, gaya komunikasi kreatif yang ditunjukkan kontestan pilpres 2024, harus diimbangi kemampuan adu gagasan.
Hal itu disampaikannya sekaligus mengingatkan agar pasangan capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto- Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran) tidak berlebihan mengeksploitasi joget gemoy.
"Gaya komunikasi publik yang sudah kreatif harus diimbangi dengan kemampuan adu gagasan di forum-forum resmi. Forum resmi debat kan digelar bukan hanya oleh KPU, tapi banyak," kata Yusak kepada wartawan, Senin (11/12/2023).
Untuk diketahui, gemoy berarti menggemaskan. Istilah itu lekat pada Prabowo karena kerap spontan berjoget atau menari.
Menurut Yusak, gimik politik gemoy terbilang strategi pemasaran politik yang cukup berhasil bagi Prabowo-Gibran.
Di beragam platform media sosial, tagar gemoy rutin dimainkan oleh warganet, baik itu oleh para pendengung atau oleh individu organik.
Namun menurut Yusak, gimik ikonik itu minim substansi edukatif.
Apalagi, pasangan itu sering absen di debat-debat publik yang diselenggarakan institusi pendidikan.
"Supaya persepsi publik ini tidak menganggap bahwa Gibran datang hanya dengan pepesan kosong. Hanya menghadirkan joget-joget ikon gemoy dan sebagainya. Kalau Prabowo, beda. Dia sudah dua kali ikut pilpres dan lebih siap. Kalau bicara visi-misi, Prabowo sudah teruji di panggung- panggung. Gibran yang perlu lebih membuktikan diri," ujar Yusak.
Ke depan, Yusak berharap pasangan Prabowo-Gibran tak hanya sekadar tampil di debat resmi KPU saja.
Meskipun sudah punya popularitas yang tinggi di kalangan milenial dan gen Z, pasangan itu juga wajib mengedukasi pemilih dan memberikan program-program yang konkret bagi konstituen mereka.
Baca juga: Prabowo Kena Sindir Suka Joget Minim Gagasan, Gibran Beri Pembelaan: Apa yang Salah dengan Gembira?
"Prabowo-Gibran tidak boleh menghindar kalau undangan-undangan debat publik di luar yang sudah difasilitasi oleh KPU. Karena itu menjadi penting, Gibran harus mampu menjawab persepsi publik yang menyatakan bahwa dia tidak punya visi-misi yang konkret," pungkas Yusak.