Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Saya Terus Terbayang Wajah Ujai

Leniwati (70) tetap tak bisa tidur nyenyak. Meski matanya sudah sekuat tenaga ia pejamkan

Penulis: Y Gustaman
Editor: Rachmat Hidayat
zoom-in Saya Terus Terbayang Wajah Ujai
TRIBUNNEWS.COM/YOGI GUSTAMAN
(Kiri-Kanan) Leniwati, nenek korban Muhammad Hudzaifa alias Ujai, Minah, ibu korban Muhammad Akbar.jpg 

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA--Leniwati (70) tetap tak bisa tidur nyenyak. Meski matanya sudah sekuat tenaga ia pejamkan. Pikirannya terus tertuju pada sosok cucunya, Muhammad Hudzaifah atau Ujai, yang tewas bersama delapan orang lainnya, setelah tertubruk mobil Xenia hitam yang dikemudikan Afriyani Susanti pada 22 Januari 2012.

Kamis (26/4/2012) siang, foto Hudzaifah tak lepas dari genggaman Leniwati kala hadir di sidang dakwaan Afriyani di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Sudah 96 hari Leniwati ditinggal cucu paling disayanginya dari 13 cucu yang ia miliki. Maklum, sejak buaian sampai besar Hudzaifah di bawah asuhannya ketika orangtuanya bekerja.

"Sejak ditinggal Ujai, saya enggak bisa tidur malam. Soalnya saya terus terbayang wajahnya. Tiap hari Minggu dia selalu main bola. Terakhir kali bertemu, waktu itu dia selalu manja kepada saya. Ujai mau godain Mbah Putri, biar marah," begitu Leniwati menceritakan kenangannya kepada Tribun sebelum sidang.

Kenangan Ujai selama hidup tak bisa hilang dari Leniwati. Bisa dibilang, Ujai lah yang selalu memenuhi hari-hari Leniwati. Yang paling diingatnya, Ujai kerap kali manja. Setiap makan, yang selalu diingatnya adalah sambal. Ketika tak ada uang jajan, Leniwati juga menjadi tempat sandaran.

Tapi Ujai punya cara menyenangkan hati neneknya itu. Dia berusaha apa saja untuk mendapatkan uang dengan jalan berjualan koran dan menjaga warnet. Kalau ada uang lebih, Ujai selalu memberikan kepada neneknya. Permintaan yang tak bisa dipenuhi Leniwati adalah memberi uang yang diminta Ujai sebelum kejadian di Tugu Tani.

Sehari sebelum menghadiri sidang, Leniwati masih risau. Beras yang ia masak selalu basi. Bahkan tadi pagi, kejadian serupa terjadi. Ada sebuah kepercayaan, jika beras yang ditanak kemudian basi, petanda salah satu keluarga bakal ada yang sakit atau mengalami musibah.

Leniwati agak tenang. Setelah mendapat pesan dari Ujai lewat mimpi yang disampaikannya kepada sang anak Sri Lestari (31). Rabu malam, Sri bermimpi sampai empat kali didatangi oleh Ujai. Ini adalah mimpi kedua yang dirasakan Sri selama ditinggal Ujai yang sudah dianggapnya anak sendiri.

BERITA REKOMENDASI

"Mimpi semalam bersambung sampai empat kali. Pertama saya bangun terus tidur, lalu mimpi lagi. Ujai bilang kepada saya untuk tidak memikirkan dirinya yang sekarang sudah tenang. Ujai juga pesan kepada Mbah Putri supaya tenang," begitu cerita Sri yang ada di sebelah Leniwati. Sri adalah anak kelima Leniwati.

Dalam mimpinya, Sri melihat Ujai berbeda dengan mimpi yang dialaminya pertama kali, atau tiga hari setelah kejadian. Malam tadi, Sri melihat ujai dengan badan yang bersih dan gemuk. "Pakaiannya seperti waktu dia meninggal. Sama seperti foto yang kita bawa. Bedanya, celana yang dipakai adalah jeans," katanya.

"Dari yang saya lihat. Luka di tubuh Ujai sudah tidak ada lagi. Dia bilang sudah tenang di sana. Saya sempat bertanya apa sudah makan. Ujai bilang sudah makan sampai berkali-kali." Satu hal yang dilakukan Sri, tiap kali gundah dan teringat Ujai, selalu membacakan Yasin dan ayat suci lainnya.

Ibu satu anak ini berprasangka baik dengan mimpinya semalam. Mungkin itu pesan Ujai sebelum keluarga mengikuti sidang Afriani agar tabah dan tidak melakukan dendam, begitu Sri berpikir. Sejak kecil, Sri sering mengasuh Ujai. Di antara keponakannya yang lain, Ujai paling dekat dengan anaknya, Muhamad Azizul Ferdian (8).

Malam sebelum kejadian, Sri sempat memarahi Ujai karena terus mencandai Ferdian, anaknya. Dan setelah kejadian, Ferdian sempat bertanya kenapa Ka Ujai tidak kunjung pulang ke rumah. "Kok main bolanya lama sekali," celetuk Ferdian seperti yang ditangkap Sri waktu itu.

Beda halnya dengan mimpi pertama. Sri melihat sosok Ujai dari bayi yang ia gendong. Wajah sang bayi mirip seperti Ujai ketika kecil. Ia beranggapan, mungkin jika lahir anak kedua, wajahnya bakal seperti Ujai. Di keluarga, Ujai anak yang memiliki rasa sosial tinggi kepada teman-teman permainannya.

Setelah ditinggal Ujai untuk selamanya, ada yang hilang di keluarga. Sri, utamanya selalu mengingat Ujai ketika memasak di dapur. Kepada Sri lah, Ujai tiap kali mau makan. Biar begitu, Ujai orang apa adanya dan tidak pilah-pilih makanan. Tak sekali jika lapar di malam hari, Ujai selalu meminta kepada Sri. Kini Ujai sudah tiada dipanggil sang Kholik.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas