Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Setelah Banjir Reda Dagangan Santoso Laris Lagi

Sore hari situasi semakin padat di Pintu Air Manggarai, suasana banjir membuat warga beramai-ramai mengunjungi Pintu Air Manggarai.

Penulis: Arif Wicaksono
Editor: Gusti Sawabi
zoom-in Setelah Banjir Reda Dagangan Santoso Laris Lagi
WARTA KOTA/ANGGA BN
Dinas Pekerjaan Umum (DPU) DKI Jakarta sedang mengeruk sampah yang tersangkut di Pintu Air Manggarai, Jakarta Selatan, Selasa (8/1/2013). Minimnya kesadaran warga akan membuang sampah ke sungai, membuat pintu air manggarai setiap harinya terus dipenuhi sampah. (WARTA KOTA/Angga Bhagya Nugraha) 

Laporan Arif Wicaksono

Tribunnews.com, Jakarta - Sore hari situasi semakin padat di Pintu Air Manggarai, suasana banjir membuat warga beramai-ramai mengunjungi Pintu Air Manggarai.

Masyarakat sedang sibuk wara-wiri untuk sekadar melihat perkembangan ketinggian air di Pintu Air Manggarai. "Oh masih 915 cm, masih siaga II," ujar salah seorang Ibu. Keramaian mengundang untung bagi Santoso, (52), pedagang manisan asal Brebes, Jawa Tengah. 

Cukup banyak memang ibu-ibu dan anak-anak yang membeli manisan  Santoso. Setiap ibu-ibu yang membeli manisan selalu membawa anaknya. Dan cukup banyak ibu-ibu yang membawa satu atau dua anak kecil. Tiga buah manisan dapat dijualnya dalam sekali transaksi pembelian.

Akibatnya Santoso meraih keuntungan yang lumayan bisa mencapai Rp 200 ribu perhari, penjualan ini bisa dicapai hanya sampai dengan jam 7 malam saja.

Sedangkan dalam kondisi normal penjualan manisan Santoso hanya mencapai Rp 100 ribu per hari. Harga manisan dijual dengan harga dari Rp 2000 per buah hingga 7000 untuk lima buah. 

Ia pun bersyukur tidak perlu menempuh jarak yang cukup jauh untuk melariskan dagangannya. Perjuangan memikul manisan berjarak 20 km dapat dipotong separuhnya saja ketika Pintu Air Manggarai dalam kondisi ramai, tentu memudahkan baginya dalam bekerja." Gak perlu muter jauh cukup di Pintu Air Manggarai saja jam 7 sudah habis," katanya.

BERITA TERKAIT

Pria yang bermukim di Kampung Melayu, jakarta timur, ini juga mengaku penghasilannya yang diraihnya pada saat keramaian itu, hampir sama  dengan penjualan pada waktu Sabtu - Minggu yang dilakoninya di depan Gramedia Matraman dari Pukul  13:00 hingga 21:00 WIB. Kegiatan ini dilakoninya dari tahun 2004 sampai sekarang. "Kira-kira sama soalnya banyak yang bawa anak kecil pada saat sabtu-minggu," katanya. 

Namun ada yang berubah, ketika keadaan memasuki siaga IV (750 cm), situasi tidak lagi sama, tidak ada lagi warga yang berduyun-duyun memantau pergerakan ketinggian air di Pintu Air Manggarai. Tidak tampak lagi ibu-ibu atau anak kecil yang berduyun-duyun membeli Manisan Santoso. Suasana kembali normal.

Semua berjalan biasa sama seperti Santoso yang kembali keliling memanggul dua kotak kaleng manisan di sepanjang jalan Manggarai hingga Matraman. Berpeluh terik untuk mencari sesuap nasi dengan cara yang biasa ia lakoni.

Sumber: TribunJakarta
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas