Jokowi: KRL Ekonomi Sangat Diperlukan
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menanggapi rencana penghapusan KRL Ekonomi se-Jabodetabek.
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menanggapi rencana penghapusan KRL Ekonomi se-Jabodetabek. Menurutnya, KRL Ekonomi memiliki banyak manfaat.
"Kalau dari sisi kebutuhan itu kita sangat perlukan, terutama untuk membawa dari luar Jakarta ke Jakarta," kata Joko Widodo di Balai Kota, Jakarta, Senin (25/3/2013).
Namun, Joko Widodo atau akrab disapa Jokowi ini tidak mengetahui mengenai alasan PT. Kereta Api Indonesia (KAI) berencana menghapus KRL Ekonomi tersebut.
"Tanya ke PT. KAI, ke Menteri hitung-hitungan bisnis dan ekonomi dari PT. KAI. Saya tidak ngerti hitungannya," kata mantan Walikota Surakarta.
Sebelumnya diberitakan, Mulai Juli 2013, semua rangkaian kereta api listrik (KRL) ekonomi yang melintasi wilayah Jabodetabek akan dihapus. Nantinya KRL ekonomi akan diganti dengan KRL ber-AC yang pengoperasiannya dilakukan oleh PT KAI Commuter Jabodetabek.
Kepala Humas Daerah Operasi 1 Jakarta Agus Sutijono mengatakan, semua rangkaian KRL ekonomi yang beroperasi akan dihapus paling lambat pada Juli mendatang.
Sebelum penghapusan KRL Bogor, tahap awal pihaknya akan menghapus terlebih dahulu KRL ekonomi untuk lintas Bekasi dan Serpong pada April 2013 mendatang. Penghapusan selanjutnya pada KRL Bogor secara bertahap sampai Juli 2013.
Menurut Agus, penggantian KRL ekonomi ke AC tidak akan mengganggu jadwal perjalanan. KRL ekonomi tidak akan hilang karena akan langsung diganti dengan KRL commuterline.
Salah satu alasan penarikan KRL ekonomi adalah usia kereta yang sudah tua. KRL ekonomi yang rata-rata dibuat pada tahun 1974 ini memiliki kendala dalam perawatan kereta. Salah satunya suku cadang yang sudah langka di pasaran, bahkan tidak diproduksi lagi.