Guru Ngaji Sodomi 15 Bocah Sempat Disekap Warga
Seorang guru mengaji berinisial AAS (28) babak belur dihajar warga karena diduga sudah menyodomi 15 bocah lelaki
Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Budi Sam Law Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seorang guru mengaji berinisial AAS (28) babak belur dihajar warga karena diduga sudah menyodomi 15 bocah lelaki yang menjadi muridnya di kawasan Kelurahan Jatinegara, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, Jumat (26/4/2013) sore.
Bahkan AAS sempat disekap oleh warga sekitar satu jam di rumah salah seorang Ketua RW.
Namun AAS, akhirnya berhasil diamankan aparat Polsektro Cakung dari amukan warga, walau wajah AAS sudah babak belur.
AAS lalu digelandang ke Mapolrestro Jakarta Timur untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Tak lama kemudian, delapan bocah laki-laki berusia 7 sampai 12 tahun dengan ditemani orangtua mereka melaporkan perbuatan cabul AAS ke Mapolrestro Jakarta Timur.
Wt (33) salah seorang ibu korban, mengatakan selama dua tahun terakhir AAS mengajar mengaji dadakan kepada anak-anak di wilayahnya termasuk anak lelakinya. Menurut Wt, tempat yang digunakan untuk AAS mengaji adalah rumahnya.
Wt mengatakan oleh warga di kawasan padat penduduk itu AAS dikenal sebagai pemuda lajang dan tinggal mengontrak di salah satu kamar kontrakan di sana.
Dari penelusuran dan perhitungannya ada 15 anak laki-laki berusia 7 sampai 12 tahun yang mengaku sudah disodomi oleh AAS.
"Ada 15 anak lelaki yang ngaku sudah disodomi pelaku," kata Wt di Mapolrestro Jakarta Timur.
Petugas Polsek Metro Cakung, Brigadir Suyitno yang mengevakuasi AAS, Jumat malam, mengatakan warga sudah mengepung rumah Ketua RW dimana AAS diamankan dan disekap warga.
"Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, kami lakukan evakuasi paksa dengan dua mobil patroli kepolisian," kata Suyitno.
Ia menambahkan, karena jumlah massa yang membeludak, pihaknya mengeluarkan AAS secara sembunyi-sembunyi melalui pintu belakang rumah dan mencari jalan memutar.
Kendati demikian, kata Suyitno, warga sempat mengetahui upaya tersebut dan berusaha mengejar mobil patroli yang membawa AAS.
"Untungnya saat itu, mobilnya sudah agak jauh dan langsung ngebut menghindari massa yang marah," kata Suyitno.
Suyitno mengatakan warga tampaknya sangat marah dengan apa yang dilakukan AAS dan jika dibiarkan AAS diamankan warga sangat mungkin menjadi korban penganiayaan berat.