Ibu Tiri Mengaku Aniaya Balita karena Kesal
Santi (29) alias Novi, ibu tiri yang menonjok dan membenturkan kepala anak tirinya Widiastuti (5) ke tembok hingga
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Warta Kota, Budi Sam Law Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Santi (29) alias Novi, ibu tiri yang menonjok dan membenturkan kepala anak tirinya Widiastuti (5) ke tembok hingga tewas, mengaku melakukan hal itu karena migrainnya atau sakit kepalanya kambuh dan kesal direpotkan oleh korban.
"Dia mengakunya sedang sakit kepala dan migrain. Lalu direpotkan sama cucu saya yang jatuh di kamar mandi. Karena itu dia ngaku nonjok cucu saya dan benturin kepalanya ke tembok," kata Jayadi (56), kakek Widiastuti, di RS Polri Sukanto, Kramatjati, Selasa (7/5/2013) saat tengah menunggui jenasah cucunya yang diotopsi.
Menurut Jayadi, apapun alasannya ia berharap menantunya itu mendapatkan hukuman yang setimpal sesuai hukum yang berlaku.
"Saya puas karena dia mengaku. Penasaran saya akhirnya terjawab. Sebab sejak awal saya sudah curiga kalau luka di wajah dan kepala cucu saya ini gak mungkin hanya karena jatuh, seperti alasannya," kata Jayadi.
Walaupun begitu, Jayadi mengaku tetap akan memaafkan menantunya itu. "Sebagai manusia tentu saya akan memaafkan. Sebab Tuhan saja memberi maaf, masa saya tidak," kata Jayadi.
Saat ini, kata Jayadi, menantunya itu Santi alias Novi mendekam di Tahanan Maplrestro Depok, Jawa Barat.
Seperti diketahui Widiastuti (5) tewas mengenaskan dengan pendarahan hebat dari telinga dan mulutnya setelah dianiaya ibu tirinya, Santi (29) alias Novi.
Peristiwa penganiayaan yang dilakukan Santi terhadap anak tirinya itu dilakukan di rumah kontrakan mereka di Kelurahan Jatijajar, Cimanggis, Depok, Senin (6/5/2013) siang.
Korban sempat dibawa ke sejumlah klinik dan rumah sakit oleh keluarga, namun akhirnya meninggal dunia dalam perjalanan ke RS Karya Bhakti, Bogor, Senin (6/5/2013) malam sekira pukul 22.00.
Peristiwa penganiayaan terhadap Widiastuti diketahui pertama kali oleh ayah kandungnya Supriyadi (28), Senin (6/5/2013) sore sekira pukul 17.00.
"Saya pulang kerja. Anak saya lagi tidur. Tapi saya kaget karena muka anak saya babak belur. Kepalanya juga bengkak. Saya lalu lapor dan telpon ayah saya," kata Supriyadi.