Polisi Berharap Keluarga Tito Kei Berikan Informasi
Polisi masih terus mengumpulkan informasi, terkait kasus pembunuhan terhadap Fransiskus Refra alias Tito Kei.
Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Budi Sam Law Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polisi masih terus mengumpulkan informasi, terkait kasus pembunuhan terhadap Fransiskus Refra alias Tito Kei.
Hingga Kamis (13/6/2013), polisi belum bisa meminta keterangan dari pihak keluarga. Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto, saat ditemui wartawan di ruang kerjanya menjelaskan, pihaknya masih tetap menunggu kesiapan pihak keluarga, untuk mau diperiksa dan memberikan keterangan.
"Nanti kami buatkan panggilannya juga," kata Rikwanto.
Menurutnya, selain berharap pihak keluarga mau terbuka dan memberikan keterangan sejujur-jujurnya terkait aktivitas Tito, ia berharap semua pihak yang mengetahui, mendengar, dan mempunyai informasi terkait kasus ini, mau memberikan keterangan ke petugas.
"Atau kepada mereka yang ikut bersama Tito dalam menanggani kasus terkait profesinya sebagai pengacara, sebelum ia tewas, atau kliennya, bisa memberikan keterangan biar penyidik bisa mendapat informasi untuk dikembangkan," papar Rikwanto.
Menurutnya, penyidik juga sudah berkomunikasi dengan pihak pengacara keluarga Tito, agar pihak keluarga bisa segera diperiksa penyidik.
"Dari pihak keluarga sudah dimintakan untuk diperiksa, tapi masih tunggu kepulangan dari Tual," jelas Rikwanto.
Rikwanto memaparkan, bukan hanya pihak keluarga yang akan diperiksa dan dimintai keterangan, tapi juga sopir Tito.
"Sopirnya juga akan kami buatkan panggilan," imbuha Rikwanto.
Mengenai penyidikan, Rikwanto mengatakan penyidik belum menjurus ke penyebab atau motif penembakan Tito.
Namun, ada tiga hal yang menjadi perhatian penyidik, dan dinilai bisa menjadi titik terang sebagai penyebab utama ditembaknya Tito. Pertama, terkait aktivitas Tito selaku pengacara.
"Kasus-kasus apa yang ditangani oleh Tito terakhir-terakhir ini," ucap Rikwanto.
Kedua, kemungkinan perselisihan dengan pihak tertentu.
"Kami juga susuri apakah ada perselisihan atau persaingan dengan kelompok lain," tambah Rikwanto.
Ketiga, kemungkinan masalah internal kelompok Tito.
"Karena tiga hal itu bisa menjadi pemicu terjadinya tembakan," tutur Rikwanto. (*)