Tawuran Pelajar SMK di Matraman, 1 Orang Dihajar Massa
Aksi koboi pelajar kembali terjadi, kali ini puluhan pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) terlibat aksi saling serang di
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aksi koboi pelajar kembali terjadi, kali ini puluhan pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) terlibat aksi saling serang di Jalan Matraman Raya, Jatinegara, Jakarta Timur, Jumat (14/6/2013) sekitar pukul 15.00 WIB.
Akibat kejadian tersebut, warga yang geram ikut mengejar dua kubu yang terlibat bentrok. Arus lalulintas pun tersendat. Seorang pelajar yang berhasil ditangkap dipukuli warga hingga tak berdaya. Terpantau tak ada satu pun kendaraan yang berani melintas lantaran takut mobilnya rusak terkena lemparan baru.
SI (16), siswa kelas X SMK Budi Utomo yang berhasil tertangkap, diamankan ke Mapolres Jakarta Timur. Dari tangannya, ditemukan sebuah penggaris besi.
"Nggak, saya nggak tawuran. Itu mistar, buat praktikum gambar," katanya.
Sementara itu Asep (38), salah seorang warga sekitar menuturkan, tawuran itu berawal dari sekelompok pelajar yang berasal dari SMK di bilangan Jakarta Pusat bertemu dengan siswa lainnya. Kedua kelompok itupun langsung saling serang dan kejar-kejaran.
Melihat kondisi seperti itu warga yang sudah kesal langsung mengejar pelajar tersebut. Karena takut para para siswa itupun larri tunggang langgang, akibatnya ada seorang pengendara sepeda motor sempat jatuh tersungkur akibat ditabrak pelajar yang berusaha menghindar dari kepungan warga.
"Setelah nabrak motor itu siswa tersebut langsung kami amankan. Oleh warga pelajar itu langsung digelandang ke Polres Jakarta Timur untuk diproses secara hukum karena dari tangannya disita barang bukti berupa senjata mistar," katanya.
Sementara itu Kasubag Humas Polres Jakarta Timur, Kompol Didik Haryadi mengatakan, hingga saat ini pelajar itu masih menjalani pemeriksaan terkait dengan barang bukti. Rencanannya pihak sekolahan dan orang tua murid itu akan dipanggil.
"Si sendiri sampai saat ini masih kami periksa, dan rencananya kami akan panggil pihak sekolahan dan orang tua untuk menjemputnya," kata Didik.