Jasa Penukaran Uang Jelang Lebaran Tahun Ini Menurun
kita akan menjumpai banyak orang yang menawarkan jasa penukaran uang
Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Feryanto Hadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ada pemandangan yang tidak biasa ketika kita melintas di Jalan Pintu Besar Selatan sampai Jalan Pintu Besar Utara pada setiap momen Ramadan.
Di sepanjang jalan itu, tepatnya dari depan Pusat Perbelanjaan Glodok sampai depan Museum Bank Indonesia, kawasan Kota Tua, kita akan menjumpai banyak orang yang menawarkan jasa penukaran uang.
Mereka duduk atau berdiri di tepi jalan dan mencoba meraup rejeki dengan menukarkan uang berbagai pecahan kepada masyarakat yang melintas. Tapi paling banyak di depan Museum Bank Mandiri dan Museum Bank Indonesia.
Di sana, puluhan penjaja penukaran uang yang terdiri dari laki-laki dan perempuan berkumpul, bersaing bahkan sesekali mereka tampak berebut menawarkan penukaran uang jika ada sebuah mobil atau sepeda motor berhenti di lokasi itu.
Meski dalam pantauan Warta Kota transaksi penukaran uang di kawasan itu terlihat cukup ramai, beberapa penjual jasa penukaran uang mengaku bahwa transaksi pada tahun ini terbilang sepi atau tidak seramai tahun lalu.
"Tahun ini saya rasakan lebih sepi dibanding tahun lalu. Entah karena apa, mungkin karena masyarakat sudah menukarkan uang di bank-bank nasional atau karena ini masuk ke tahun ajaran baru, jadi banyak kebutuhan," ujar kata De Harahap (60) kepada Warta Kota, Jumat (26/7) petang.
Menurut De, pada periode sama tahun lalu, dia bisa meraup sampai Rp 500 ribu setiap hari selama Ramadan. Tapi, pada momen sekarang, penghasilannya tidak sampai segitu, hanya berkisar Rp200 ribu-Rp300 ribu per hari.
De sudah lima tahun berprofesi menjadi pelaku jasa penukaran uang dan mangkal di depan Museum Bank Indonesia atau di depan Museum Bank Mandiri. Dia tidak mempersalahkan banyaknya penjual jasa penukaran uang musiman yang tiba-tiba datang ke tempat itu. Kata dia, rejeki itu sudah diatur.
"Mayoritas dari mereka adalah penjual jasa penukaran uang musiman. Mereka jualan kalau pas Ramadan saja. Kalau yang rutin berjualan di sini ada sekitar 10 orang. Tapi ya nggak masalah adanya pedagang musiman itu, karena mereka juga mencari nafkah," kata De.
De menjajakan uang dalam beberapa pecahan, dari pecahan Rp2.000 hingga Rp20.000. Dia sebelumnya menukarkan uang miliknya atau sebagai modal di Bank Indonesia dengan batas penukaran maksimal Rp3,7 juta untuk satu orang.
Untuk bisa menukarkan dalam jumlah banyak, De mengaku suka mengajak anaknya untuk ikut menukarkan uang. Selain itu juga, kata De, ada orang yang suka mengirim uang pecahan ke sana.