Penangkapan Warga Tasikmalaya Terkait Kasus Kriminal Biasa
Pelaku penembakan empat anggota kepolisian di wilayah Jakarta Selatan dan Tangerang Selatan masih menjadi teka-teki
Penulis: Adi Suhendi
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelaku penembakan empat anggota kepolisian di wilayah Jakarta Selatan dan Tangerang Selatan masih menjadi teka-teki meskipun kepolisian sudah menangkap seseorang bernama Iwan Priyadi (IP) di Tasikmalaya, Jawa Barat.
Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri) pun membenarkan adanya penangkapan tersebut yang dilakukan jajaran Kepolisian Daerah Jawa Barat, Minggu (18/8/2013). Tetapi sayangnya Mabes Polri belum mau menjelaskan secara rinci apa kaitan penangkapan tersebut dengan rentetan peristiwa penembakan polisi di wilayah Polda Metro Jaya.
"Sementara ini untuk penangkapan tersangka yang terjadi di wilayah Polda Jawa Barat, itu merupakan upaya Polda Jawa Barat dalam mendukung Polda Metro Jaya yang dibantu tim Bareskrim dan Densus 88 Antiteror untuk mengungkap penembakan yang terjadi wilayah Jakarta Selatan dan Tangerang," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Ronny Franky Sompie di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (19/8/2013).
Tetapi anehnya Mabes Polri bahwa penangkapan IP bukan dari pengembangan jaringan teroris melainkan pengembangan kasus kriminalitas biaya yang terjadi di wilayah Jawa Barat.
Dikatakan Ronny bahwa penangkapan Iwan berdasarkan pengembangan tersendiri yang dilakukan Polda Jabar dalam menelusuri kasus kriminalitas yang terjadi di wilayahnya.
"Apakah terkait kasus yang terjadi di Polda Mentro Jaya kita masih harus menunggu, yang jelas tersangka tersebut hasi pencarian dari Polda Jabar yang memback up Polres Tasikmalaya," ungkapnya.
Begitu pun dengan adanya penangkapan yang terjadi di Cilodong Depok serta Cimahi, Mabes Polri masih belum mau mengungkapkannya secara gamblang.
"Saya sampaikan tadi yang dilakukan Polda Jabar ada penangkapan di Tasikmalaya, apakah ada penangkapan lain? mudah-mudahan upaya maksimal oleh polda lain selain Polda Metro Jaya bisa mengungkap kasus ini secara cepat," ungkapnya.
Sebelumnya ada tiga kasus penembakan terhadap anggota polisi. Pertama kasus penembakan Aiptu Patah Saktiyono. Kejadian sekitar pukul 04.30 WIB, Sabtu (27/7/2013) di Jalan Cirendeu Raya tepatnya di depan sekolah Al Path. Aiptu Patah Saktiyono anggota Satlantas Polrestro Jakarta Pusat ditembak orang tidak dikenal dari belakang saat berangkat dari rumahnya Bojong Gede, Depok, Jawa Barat untuk pergi ke tempat kerjanya di Gambir, Jakarta Pusat menggungakan sepeda motor.
Pelakunya saat itu berjumlah dua orang dengan mengenakan satu sepeda motor jenis matic. Pelaku menembak Aiptu Patah dari belakang sehingga mengenai punggungnya. Saat ditemukan kondisi Aiptu Patah dalam keadaan sadar, beruntung anggota polisi tersebut bisa selamat dari maut.
Kedua, penembakan misterius yang menimpa almarhum Aiptu Dwiyatno Aiptu Dwiyatna anggota Babinkamtibmas Polsek Cilandak. Ia tewas ditembak di Jalan Otista Raya tidak jauh dari Rumah Sakit Sari Asih Ciputat, Rabu (7/8/2013) sekitar pukul 04.30 WIB.
Pelaku penembakan yang diketahui dua orang menggunakan satu sepeda motor dengan mengenakan helm full face membuntuti korban kemudian korban yang mengendari sepeda motor dipepet dari sebelah kanan kemudian pelaku mengeluarkan pistol dan menembak kepala Aiptu Dwiyatna hingga tewas di lokasi kejadian.
Ketiga, penembakan terhadap polisi kembali terjadi di Pondok Aren. Kejadian bermula saat Babinkamtibmas Polsek Pondok Aren Aiptu Kus Hendratno melintas di Jalan Graha Raya Pondok Aren Tangerang Selatan, Jumat (16/8/2013) mengendarai sepeda motor menuju Polsek Pondok Aren untuk mengikuti apel pengamanan HUT ke 68 RI.
Kemudian dua orang pelaku mengejar sang Aiptu Kus dengan menggunakan sepeda motor matic dari belakang dan menembak kepalanya sampai anggota bhayangkara tersebut tersungkur dan meninggal di lokasi kejadian.
Sesaat setelah peristiwa penembakan Aiptu Kus, Bripka Ahmad Maulana bersama tiga rekannya yang tergabung dalam tim Buser Polsek Pondok Aren langsung mengejar pelaku dengan menggunakan mobil. Sempat terjadi baku tembak antara tim Bripka Maulana dengan pelaku saat aksi kejar-kejaran tersebut.
Mobil yang ditumpangi Bripka Maulana pun berhasil menabrak motor yang ditumpangi pelaku hingga jatuh. Namun naas mobil buser tersebut pun terperosok, saat mobil petugas terjebak tiba-tiba pelaku bangkit dan menghampiri mobil buser tersebut kemudian menembak Bripka Maulana hingga tewas. Kemudian pelaku pun lari dengan merampas motor milik seorang satpam tidak jauh dari lokasi kejadian.