Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mata Buta, Kepala Membesar Dirongrong Tumor Ganas, Bocah Ini Butuh Uluran Tangan

Bocah malang ini sudah setahun dirongrong tumor ganas sampai membuat matanya buta dan kepalanya membesar. Anda terketuk membantu?

Penulis: Agung Budi Santoso
zoom-in Mata Buta, Kepala Membesar Dirongrong Tumor Ganas, Bocah Ini Butuh Uluran Tangan
Tribunnews.com/ Agung Budi Santoso
Sri Budiyanti dengan penuh ketulusan merawat Haidar hingga akhirnya si buah hati berpulang ke Rahmatullah . 

Laporan Wartawan Tribun, Agung Budi Santoso 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  "Umi (ibu), gendong aku. Aku mau jalan-jalan ke luar sana!" teriak bocah penderita tumor ganas bernama Sayyaf Haidar Al Bahy, di sebuah ruangan perawatan anak di lantai IV Rumah Sakit Kanker Dharmais, Jakarta, Sabtu (14/9/2013).

"Iya, sayang, Umi gendong, tapi ya nggak bisa jauh-jauh ke luar sana. Ya di sini saja, ya," jawab sang ibu yang dipanggil 'Umi' itu seraya mengulurkan tangan dan menggendong si buah hati.

Haidar pantas merasa amat bosan tidur di ranjang rumah sakit dalam kondisi badannya demam, kepala sering pusing, tidak nafsu makan, sering mengeluh ngilu dan seabrek penderitaan lain  yang sering membuatnya menangis.

Tapi selang-selang kemoterapi yang menancap di tangannya membuatnya 'terpenjara' di ranjang rumah sakit itu, tak bisa jauh-jauh pergi.

Bocah malang ini sudah setahun lebih dirawat di rumah sakit kanker terbesar di Indonesia itu, tapi belum membuahkan hasil maksimal. Malah kondisinya kian memilukan. Sementara biaya pengobatan terus merongrong kantong.

Akibat rongrongan tumor ganas, mata kirinya kini sudah buta alias  hilang penglihatan. Kepalanya benjol membesar di bagian atas. Mata kanannya juga mulai kabur. Kelopak matanya menghitam karena desakan kanker yang makin ganas.

Berita Rekomendasi

"Sudah tiga hari ini nggak mau makan.  Badannya demam terus dan mengeluh sakit di sekujur tubuh. Dia bertahan karena infus saja. Saya cuma bisa pasrah dan berdoa melihat penderitaannya," tutur Sri Budiyanti, ibu dari Haidar, yang akrab dipanggil 'Umi' itu kepada Tribunnews.com.

Haidar, bocah penderita tumor langka jenis Primitive Neuroectodermal Tumor (PNeT). Hampir seluruh tubuh, terutama kepala, benjol-benjol karena dirongrong tumor langka ini. Dua tahun dalam penderitaan, bocah ini akhirnya meninggal pada Jumat (28/2/2014) pagi.
Haidar, bocah penderita tumor langka jenis Primitive Neuroectodermal Tumor (PNeT). Hampir seluruh tubuh, terutama kepala, benjol-benjol karena dirongrong tumor langka ini. Dua tahun dalam penderitaan, bocah ini akhirnya meninggal pada Jumat (28/2/2014) pagi. (Warta Kota/ Feryanto Hadi)

Sang Ibu Ikut Jatuh Sakit

Setahun mendampingi buah hati di rumah sakit itu membuatnya lelah, stres dan tertekan secara psikologis. Saat dikunjungi Tribunnews.com, Umi juga sedang dalam kondisi sakit herpes.

"Sudah seminggu terakhir ini badan sering menggigil karena herpes," tuturnya.

Tapi di depan buah hatinya ia menyembunyikan kesedihannya. Ia berusaha selalu memasang muka senyum.

"Saya selalu senyum di depan dia, padahal hati kecil ini maunya menjerit dan menangis," curhat Umi.

Semula tim dokter menduga bocah malang ini menderita tumor ganas bernama Histiositosis Sel Langerhans (HSL) atau dalam istilah medis asing disebut Langerhans Cell Histiocytosis (LCH).

Halaman
12
Tags:
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas