Hulu Hati Arifin Dihujam Popor Senpi Laras Panjang Setiap Hari
Ali Arifin, satu dari dua orang yang disekap di sebuah ruko penyedia jasa kemanan, mengaku kerap mendapat siksaan fisik selama disandera.
Penulis: Abdul Qodir
Laporan Wartawan Tribunnews.com Abdul Qodir
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ali Arifin, satu dari dua orang yang disekap di sebuah ruko penyedia jasa kemanan, PT Banteng Jaya Mandiri (BJM), mengaku kerap mendapat siksaan fisik selama disandera.
Pria asal Palembang, Sumatera Selatan itu, mengaku sudah disekap dengan tangan terborgol oleh para pelaku di sebuah lorong gelap lantai dua gedung sejak 5 Agustus 2013 atau satu setengah bulan.
Selama dalam penyekapan satu setengah bulan, pria berambut putih tipis ini mengaku kerap disiksa dengan dipukul, kepala digetok dengan pakai pistol dan senjata tajam. Senapan laras panjang kerap menghujam bagian ulu hatinya.
Bahkan, Arifin diancam akan dihabisi atau dibunuh bila dalam batas waktu hingga Jumat ini tidak bisa membayar seluruh utangnya. Bahkan, pelaku mengancam Arifin, dengan pengakuan memiliki foto-foto sejumlah orang yang telah dibunuhnya.
"Saya selalu dipukuli, disiksa. Lalu tenggat waktu saya sampai Jumat ini. Jika tidak saya akan dibunuh dan jasad saya akan dibuang di tol," ucapnya lirih.
Selama disekap dan disiksa di ruang gelap lantai dua ruko tersebut, tangan Arifin selalu diborgol dan hanya diberi makan sekali dalam empat hari.