Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Korban Penyekapan: Terima Kasih, Pak Polisi!

Ahmad Zamani menyangka riwayat hidupnya akan tamat, saat polisi menggerebek ruko tempat ia disekap dan disiksa, Selasa (17/9/2013).

Penulis: Adi Suhendi
zoom-in Korban Penyekapan: Terima Kasih, Pak Polisi!
TRIBUNNEWS.COM/THERESIA FELISIANI
Ruko tempat oknum TNI menyekap dua orang di kawasan Taman Sari, Hayam Wuruk, Jakarta Barat. 

Setibanya di lokasi tersebut, Ahmad langsung disiksa beramai-ramai. Ia diberi waktu 10 hari supaya melunasi uang sebesar Rp 1,5 miliar.

Bahkan, ia pun disodorkan sebuah surat pernyataan, yang isinya bila tidak bisa memenuhi kewajiban dalam waktu 10 hari, maka ia harus siap disiksa walaupun sampai mati.

"Waktu terus berjalan, saya setiap hari disiksa. Saya tidak bisa apa-apa, karena tidak diperbolehkan berkomunikasi," paparnya.

Pasrah dan Berdoa

Dalam satu hari, Ahmad bisa mendapatkan siksaan dua sampai tiga kali, dengan rentang waktu sekitar satu jam.

Penganiayaan terhadap dirinya tergolong biadab. Ia harus menerima bogem mentah dari para pelaku, hingga luka di bagian dahi.

Pria berperawakan kecil dan berkacamata, menuturkan bagaimana dirinya selama hampir lima hari disekap. Kepalanya dipopor dengan airsof gun laras panjang, sehingga kepalanya sempat terluka.

Berita Rekomendasi

Kemudian, ia dipukuli dan ditendang di bagian ulu hati, sampai dijerat menggunakan kabel. Kemaluan Ahmad pun sempat diolesi balsem.

Di tengah penderitaan, Ahmad hanya bisa pasrah dan berdoa. Dengan keadaan tidak berdaya, ia hanya mampu mencucurkan air mata.

Selasa (17/9/2013) sekitar pukul 18.00 WIB, ia sudah selesai menjalani penyiksaan. Baju yang digunakannya pun berlumuran darah, sampai akhirnya ada yang memberikannya baju kemeja garis-garis yang kini dipakainya.

Kemudian, sekitar pukul 22.00 WIB, polisi datang, tapi Ahmad mengira bahwa dirinya akan dieksekusi, karena memang waktu perjanjian hampir habis. Ia hanya bisa berdoa dan meminta perlindungan kepada Tuhan.

"Setelah ganti baju, saya dibawa kembali ke tempat saya. Saya hanya pasrah dan sambil berdoa. Tiba-tiba, datang sekelompok pasukan, saya kaget dan berpikir bahwa saya akan dieksekusi. Tapi, ternyata polisi menyelamatkan saya. Alhamdullilah! Terima kasih Pak Polisi, ini benar-benar hidup kedua saya," ungkapnya.

Ahmad disekap di dapur ruko tempat berkantornya karyawan PT Benteng Jaya Mandiri. Selama disekap, ia diborgol dan hanya diberi makan setiap tiga hari sekali. Kini, Ahmad masih bersama polisi, untuk menjelaskan peristiwa yang terjadi. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas