Warga Swadaya Bongkar Bangunan Liar di Tepi Kali Cideng
kondisi sisi kali yang digunakan sebagai jalan setapak warga masih terlihat longsor dan banyak beton yang pecah
Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Dwi Rizki
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebanyak 50 lebih bangunan semi permanen di sepanjang kali Cideng yang melewati empat RT yaitu RT 06, 07, 09, dan RT 11 di RW 13 Kelurahan Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan dibongkar oleh warga secara bergotong-royong, Kamis (26/9/2013) kemarin.
Berbagai bangunan berbahan kayu dan seng sepanjang lebih dari 400 meter yang menjorok dua hingga lima meter ke tengah kali kini sudah tidak terlihat lagi.
Namun, karena tidak adanya bantuan langsung dari Sudin Pekerjaan Umum Jakarta Selatan, kondisi sisi kali yang digunakan sebagai jalan setapak warga masih terlihat longsor dan banyak beton yang pecah.
Selain itu, karena tidak kunjung dikeruk endapan lumpurnya, pendangkalan kali juga masih terlihat di beberapa titik. Sehingga kedalaman kali hanya sekitar satu atau satu setengah meter saja jika diukur dari sisi sungai.
Ketua RW 13 Menteng Dalam, Sutino mengatakan, adanya peran aktif warga saat ini belum diapresiasi oleh Pemerintah Kota Jakarta Selatan, pasalnya beberapa surat permintaan pembangunan turap (dinding beton di sisi kali) maupun pengerukan endapan kali sudah dikirimkan sejak awal tahun 2013, tetapi hingga menjelang akhir tahun ini pembangunan belum juga dilakukan.
"Warga menginginkan segera dibangunnya turap dan pengerukan endapan kali. Soalnya ditakutkan kalau waktu musim penghujan datang, kita bisa bebas banjir. Karena wilayah ini memang jadi rentan banjir, kalu musim hujan," jelasnya.
Diungkapkannya, dalam kegiatan pembongkaran bangunan kemarin, warga juga berhasil menertibkan beberapa lokasi yang dijadikan Tempat Pembuangan Sampah (TPS) liar di beberapa lahan terbuka milik warga.
Sejumlah sampah dikumpulkan dan dibuang ke TPS resmi kelurahan, sementara TPS liar yang sudah mendapat izin pemilik lahan diperbaiki yakni dengan membuat bak penampungan sampah dengan menggunakan batu bata dan semen.
"TPS liar dirapihin lagi, diplur dan semen ulang, untuk sampah yang keluar-keluar bak penampungan juga dirapihkan lagi," jelasnya.
Di lokasi yang sama, empat orang Ketua RT yakni Eli Muchtar Ketua RT 09, Cecep Ketua RT 11, Jamhari Ketua RT 07, dan Rozali Ketua RT 06 mengatakan, akan terus berkomitmen menjaga dan melakukan pembinaan kepada para warganya untuk dapat terus menjaga kebersihan lingkungan.
Sebab, diungkapkan Eli, dampak nyata lingkungan tersebut secara langsung dirasakan oleh warganya sendiri. Sehingga apabila kondisi lingkungan buruk, kualitas kesehatan maupun lingkungan warga juga akan berpengaruh.
"Kita sudah koordinasi dengan kelurahan untuk melakukan pengawasan dan pembinaaan secara kontinyu selama tiga bulan sekali. Karena seperti yang kita tahu, apa yang sudah kita kerjakan harus terus dijaga, dan ditingkatkan untuk tetap menjaga imej kampung kita yang bersih," jelasnya.
Walau begitu, dirinya berharap agar Pemerintah Kota Jakarta Selatan bisa langsung menilik dan membantu secara langsung berbagai upaya swadaya masyarakat dalam menjaga kebersighan saat ini. Sebab, diakuinya, warga sempat merasa kesulitan untuk melakukan pengangkutan sampah saat pengerukan kali Cideng secara manual dilakukan.
"Kali Cideng memang kita coba keruk manual, pakai cangkul dan pengki dan dimasukan ke dalam karung. Kita sempat bingung mau dibuang ke mana, untungnya dari kelurahan menyediakan dua buah truk sampah untuk membuang sampah dan endapan lumpur kali, kalau nggak bakalan bingung mau angkut pakai apan," jelasnya.