Penjahat Berani karena Pengawasan Senjata dan Bahan Peledak Lemah
Polisi kecolongan dalam kasus pelemparan granat di rumah Pola Winson (48), Direktur PT Kertas Nusantara.
Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Budi Sam Law Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Kepolisian Bambang Widodo Umar menilai, polisi kecolongan dalam kasus pelemparan granat di rumah Pola Winson (48), Direktur PT Kertas Nusantara.
Pelemparan granat terjadi di Perumahan Tamansari Bali View, Jalan Kintamani, Blok C1 Nomor 18, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Banten, Jumat (27/9/2013) dini hari.
Namun, menurut Bambang, hal itu wajar, mengingat teror penembakan polisi masih menghantui setiap personel kepolisian yang bertugas dilapangan.
"Sebab, personel polisi masih dihantui kasus penembakan polisi di beberapa tempat yang belum terungkap," katanya saat dihubungi, Jumat malam.
Bambang menilai, dengan teror penembakan polisi yang belum terungkap, ditambah kasus pelemparan granat, menjadi beban berat polisi, terutama dalam menciptakan rasa aman di tengah masyarakat.
"Ini jadi dilematis bagi kepolisian. Kasus penembakan belum terungkap, rasa was-was masyarakat cukup tinggi. Sekarang, muncul lagi soal pelemparan granat, dan tentu masyarakat semakin khawatir dengan keamanan," tutur Bambang.
Menurutnya, ledakan granat diduga terjadi atas motif dendam atau sentimen pribadi, yang kebetulan tidak termonitor oleh polisi.
Meski begitu, insiden tersebut harus segera diungkap, agar tidak terulang kasus serupa.
Bambang memaparkan, orang berani melakukan kejahatan, karena lemahnya pengawasan senjata api dan bahan peledak oleh polisi.
"Jika semakin lama pelaku dan modusnya tidak terungkap, maka kemungkinan besar akan ada lagi pihak-pihak yang sengaja balas dendam, dan melakukan hal serupa," cetusnya. (*)