Cermin bagi Jorge Martin, Valentino Rossi 2 Kali Kehilangan Juara Dunia MotoGP di Seri Terakhir
Ambil pelajaran dari Valentino Rossi yang kehilangan juara dunia MotoGP pada balapan terakhir, pelajaran bagi Jorge Martin.
Penulis: Drajat Sugiri
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Jorge Martin tidak bisa lantas sesumbar karena satu tangannya bisa dikatakan sudah menggenggam trofi juara dunia MotoGP 2024.
Dalam sejarah balapan MotoGP era 4-tak, ada satu pembalap yang kehilangan titel juara dunia sebanyak dua kali di seri terakhir kendati sebelum balapan sempat memuncaki klasemen.
Perburuan gelar juara dunia MotoGP 2024 menyisakan Jorge Martin (Pramac Prima Racing) dan Francesco 'Pecco' Bagnaia sebagai contender.
Jorge Martin dengan nilai 485, unggul 24 angka dari Pecco Bagnaia di peringkat kedua.
Secara matematis, Jorge Martin bisa menyegel gelar juara dunia di hari Sabtu, (16/11) dengan syarat memenangkan sprint race.
Tetapi JM89 juga perlu melihat, bahwa tidak selamanya pemuncak klasemen, bahkan menyisakan satu seri balapan, bisa menutup musim MotoGP berupa gelar juara dunia.
Sejarah mencatat, MotoGP 2006 dan 2015 merupakan bukti bagaimana sakitnya pembalap yang memuncaki klasemen, namun kehilangan gelar juara dunia pada seri terakhir.
Pembalap itu guru Pecco Bagnaia sekaligus pemilik VR46, Valentino Rossi.
Valentino Rossi melihat gelar juara dunia MotoGP 2006 direbut oleh Nicky Hayden setelah kalah dengan selisih hanya delapan poin.
Lalu pada MotoGP 2015, Rossi menyerahkan titel juara dunia dalam persaingan seri terakhir di Valencia kepada Jorge Lorenzo.
Situasinya, jelang balapan seri terakhir bertajuk Solidarity motorcycle Grand Prix, Jorge Martin masih memimpin klasemen.
Baca juga: Jadwal MotoGP Barcelona 2024 Hari Ini, Marc Marquez Cs Practice Jam 21.00 WIB
Jorge Martin memimpin dengan keunggulan 24 poin dari Pecco Bagnaia. Artinya peluang pembalap Ducati itu sangat berat.
Secara matematis, Jorge Martin hanya perlu memenangkan Sprint Race di hari Sabtu untuk memastikan gelar. Namun Bagnaia menegaskan bakal berjuang sampai titik darah penghabisan.
"Kami masih memiliki peluang, dan meskipun akan sulit, kami akan memberikan segalanya sampai akhir," kata Bagnaia, dikutip dari laman Crash.