Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bangunan Liar di Bantara Sungai Persulit Pengerukan Saluran Air

Berawal dari memperbaiki saluran air dengan membongkar bangunan liar yang diatas Kali Citarum yang berada dipinggiran sepanjang

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Bangunan Liar di Bantara Sungai Persulit Pengerukan Saluran Air
Warta Kota/Bintang Pradewo

Laporan Reporter Warta Kota, Bintang Pradewo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Untuk mengantisipasi banjir menjelang curah hujan di Ibu Kota, Suku Dinas Pekerjaan Umum Tata Air Jakarta Pusat memperbaiki saluran air dan kali kecil di Jakarta Pusat.

Berawal dari memperbaiki saluran air dengan membongkar bangunan liar yang diatas Kali Citarum yang berada dipinggiran sepanjang 1 kilometer antara Jalan Citarum dan Jalan Belawan, Cideng, Gambir, Jakarta Pusat.

"Sebenarnya kami sudah apresiasi dari masyarakat karena mau membongkar sendiri. Saat ini kita akan memperbaiki eksisting kali dulu karena banyak batu-batu yang ada di Kali Citarum," kata Kepala Suku Dinas PU Tata Air Jakarta Pusat, Herning Wahyuningsih di Kali Citarum, Cideng, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (23/10/2013).

Herning mengaku hanya ingin mengembalikan fungsi kali sebagai tempat saluran air. Namun, ada sejumlah persoalan yang membuat fungsi saluran air ini tidak maksimal, diantaranya adanya bangunan yang tumbuh di atas saluran.

"Masih banyak bangunan ini membuat saluran tertutup. Kami tidak bisa mengecek kondisi saluran termasuk apakah saluran ini mampet atau tidak. Jadi kami akan terus melakukan perbaikan saluran," kata Herning.

Herning menjelaskan masih banyak bangunan liar yang berada di atas kali dan saluran air yang berada di Jakarta Pusat. Hal ini menyebabkan pihaknya tidak bisa melakukan pengerukan. Dia mencontohkan, saluran di kompleks Lagura Indah Kecamatan Cempaka Putih yang juga mampet karena tertutup bangunan.

BERITA REKOMENDASI

Selain itu, ada juga sejumlah lokasi yang mengalami persoalan serupa seperti di kawasan Mangga Dua, Rajawali Selatan, dan Cempaka Baru. Selain itu, apartemen di kawasan Palmerah, Tanahabang, juga membuat saluran air tersumbat.

Akibatnya, genangan selalu ada di depan apartemen yang masih tahap pengerjaan ini. Persoalan saluran air ini baru bisa terselesaikan bila bangunan di atasnya dibongkar.

"Kami juga sudah bersurat dan mengadakan rapat dengan pihak apartemen. Tapi, belum ada solusi. Sementara, untuk eksekusi bangunan bukan menjadi kewenangan kami," kata Herning.

Menurutnya, ideal untuk kedalaman kali dan saluran air untuk menampung air ada sekitar 3 meter. Nyatanya, terjadi endapan karena bangunan liar di atas saluran air sejak puluhan tahun. Belum bisa diprediksi endapan di kali atau saluran air itu

"Kami mau menciptakan gang tike-gang tike di Jakarta Pusat. Kami diminta Wali Kota untuk All out dan dipercepat. Kami targetkan satu bulan bisa kelar karena melihat kondisi saat ini," kata Herning.


Pantauan Warta Kota, bangunan di atas Kali Citarum merupakan tempat usaha sudah hampir seluruhnya terbongkar.

Sepanjang 1 kilometer bangunan liar yang berada di RT 017 RW 01, RT 018 RW 01 (Jalan Citarum) dan RT 011 RW 03 (Jalan Balawan) Kelurahan Cideng, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat adalah pusat pertokoan dan alat usaha lainnya seperti warung makanan serta warung kelontongan.

Warga meminta pemerintah menyediakan tempat usaha lain agar bisa tetap mencari nafkah. "Kami sadar tempat usaha kami berdiri di atas saluran, tapi pemerintah juga harus ikut memikirkan nasib kami. Karena bangunan itu kami gunakan untuk mencari makan," kata Ronald (40), salah seorang pedagang.

Menurut Ronald, warung makan yang dia miliki sudah dibangun sejak puluhan tahun lamanya. Oleh sebab itu, dia meminta agar pemerintah memikirkan mata pencaharian apa bagi masyarakat yang bangunannya dibongkar. Pasalnya, selama ini usahanya itu mampu menghidupi keluarganya.

"Kami pasrah saja dan tidak tahu nanti mau diapain. Seharusnya kan warga dikasih tahu gimana-gimananya. Seharusnya ada relokasi untuk masyarakat untuk berdagang," katanya.

Sementara itu Ketua RW01, Dadang Suherman, mengatakan warga yang memiliki bangunan di atas kali dengan kesadarannya sendiri membongkar tanpa ada paksaan. Menurutnya, memang kebanyakan bangunan liar yang dibongkar karena berada di atas Kali Citarum digunakan untuk berdagang.

"Memang bangunan itu banyak digunakan sebagai tempat usaha. Warga masih punya lahan sekitar 3 sampai 4 meter untuk tempat tinggal. Sedangkan lebar kali sendiri sekitar 4 meter," tuntasnya.

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas