Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sebelum Tewas, Dicky Sempat Minta Air Minum

Tubuh Dicky Maulana yang penuh luka bacok dan bersimbah darah pertama kali ditemukan oleh Asep Fitritanto dan kawan-kawannya sesama pengamen

Editor: Sanusi
zoom-in Sebelum Tewas, Dicky Sempat Minta Air Minum
Nurmulia Rekso Purnomo/Tribunnews.com
IP (23) saat menjadi saksi dalam persidangan kasus pembunuhan Dicky Maulana di kolong jembatan Cipulir, Jakarta Selatan pada 1 Juli silam atas terdakwa Andro dan Nurdin di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (14/11/2013). Ia mengaku terlibat dalam pembunuhan Dicky. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tubuh Dicky Maulana yang penuh luka bacok dan bersimbah darah pertama kali ditemukan oleh Asep Fitritanto dan kawan-kawannya sesama pengamen, di kolong jembatan Cipulir, Jakarta Selatan pada 30 Juni sekitar pukul 09.00 WIB.

Asep dalam kesaksiannya di sidang pembunuhan Dicky dengan terdakwa Andro dan Nurdin, yang digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (14/11/2013), ia dan teman-temannya saat itu hendak beristirahat di kolong jembatan, tempat mereka biasa melepas lelah jika lelah mengamen. Kata Asep tempat itu dipilih karena mereka juga kerap memilih jembatan yang sering macet itu untuk mengamen.

"Waktu saya turun saya lihat dari jauh ada orang melihat ke arah saya terus," katanya.

Ia kemudian menyuruh salah seorang temannya untuk memeriksa orang itu, tak lama setelah temannya itu mendekat pengamen itu terkejut mendapati pemuda yang menatap ke arah mereka itu tubuhnya penuh lumpur dan luka.

Asep kemudian mendekati pemuda itu, dan menanyakan nama sang pemuda, selain itu Asep juga menanyakan alamat sang pemuda yang terluka itu.

"Dia bilang namanya Dicky Maulana, dia nyebut tiga daerah, Ciledug, Bates sama Kreo, saya tanya Kreo-nya mana, terus dia jawab," ujarnya.

Asep kemudian mencatat alamat itu. Kumpulan pengamen tersebut juga menawarkan Dicky untuk makan, namun korban menolaknya, dan meminta untuk dibawakan minuman. Asep lalu membelikan Dicky air mineral, yang ditelan habis oleh Dicky.

Berita Rekomendasi

Setelahnya, Asep dan teman-temannya pun tidur di kolong jembatan, dengan membiarkan Dicky terbaring lemah tanpa pertolongan. Selang sekitar sejam kemudian Asep terbangun, dan mendapati Dicky sudah tidak bergerak.

"Saya lihat nafasnya sudah tidak ada, terus kita lapor ke tukang ojek," kata Asep.

Polisi pun tak lama kemudian datang ke lokasi itu, dan sempat memeriksa Asep dan teman-temannya. Setelahnya justru beberapa rekan Asep ditetapkan sebagai pelaku pembunuhan, termasuk Andro dan Nurdin.

Pengacara Andro dan Nurdin, Johanes Gea usai persidangan menjelaskan bahwa Asep saat itu cukup ketakutan untuk melapor ke Polisi atas penemuan Dicky. "Dia dan teman-temannya ketakutan waktu menemukan Dicky, jadi tidak dilaporkan," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas