Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

RS Polri Telah Identifikasi Seluruh Jenazah Korban Kecelakaan

Kelimanya yakni masinis kereta, Darman Prasetyo, teknisi mesin, Sofyan Hadi, asisten masinis, Agus Suroto dan dua penumpang kereta

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in RS Polri Telah Identifikasi Seluruh Jenazah Korban Kecelakaan
KOMPAS images/VITALIS YOGI TRISNA
Petugas berusaha mengangkat bangkai truk di lokasi tabrakan kereta rel listrik (KRL) jurusan Serpong-Tanah Abang dengan truk tangki pengangkut bahan bakar di pelintasan Pondok Betung, Bintaro, Jakarta Selatan, Senin (9/12/2013). Kecelakaan mengakibatkan sejumlah rangkaian gerbong dan truk tangki terbakar, Serta menelan korban meninggal dunia sementara 5 orang serta puluhan lainnya luka bakar dan ringan.. (KOMPAS IMAGES/VITALIS YOGI TRISNA) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) Mabes Polri menyatakan lima jenazah korban tabrakan KRL Commuter Line yang menabrak truk tangki bahan bakar minyak (BBM) di perlintasan Pondok Betung, Bintaro, Jakarta Selatan, Senin (9/12/2013), telah teridentifikasi.

Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan Mabes Polri, Brigjen Pol Farley Helrich Arthur Tampi mengatakan, berdasar hasil rekonsiliasi data postmortem yang ditemukan pada kelima jenazah dengan data antemortem yang didapat dari pihak keluarga.

"Kelimanya yakni masinis kereta, Darman Prasetyo, teknisi mesin, Sofyan Hadi, asisten masinis, Agus Suroto dan dua penumpang kereta Rosa Kesauliya dan Alriskha Maghfirah," kata Arthur dalam konfrensi pers di RS Polri, Jakarta Timur, Selasa (10/12/2013).

Arthur menyebutkan, proses identifikasi dilakukan sesuai standart internasional Disaster Victim Identification (DVI) Mabes Polri dengan mengambil tiga data primer dan dua sekunder.

"Tiga primer itu sidik jari, DNA, dan medis gigi. Untuk data primer jika salah satu cocok dengan data pembanding, jenazah dinyatakan teridentifikasi," katanya.

Sementara dua data sekunder, kata Arthur, yakni ciri-ciri tubuh khusus dan properti yang digunakan korban.

"Jika dua data sekunder ini cocok, dinyatakan teridentifikasi. Maka itu prosesnya lama karena kami harus pahami betul, mencari kepastian identitas yang meninggal itu," ujarnya.

Berita Rekomendasi
Sumber: TribunJakarta
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas