Teknisi Kereta Tulis Status 'Semoga Ditempatkan di Tempat Yang Tepat'
Keluarga Sofyan Hadi (20) mengaku sangat terpukul atas kecelakaan tragis yang merenggut nyawa Sofyan.
Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keluarga Sofyan Hadi (20) mengaku sangat terpukul atas kecelakaan tragis yang merenggut nyawa Sofyan. Satria Putra (21), kakak sepupu Sofyan, menuturkan kepiluan keluarga karena Sofyan adalah anak laki-laki satu-satunya dan bungsu dari empat bersaudara.
"Selain baik, Sofyan juga terkenal penurut dan rajin. Di rumah juga mau melakukan pekerjaan yang biasa dikerjakan wanita. Kami sangat terpukul karena dia baru tiga bulan kerja," ujar Satria di RS Polri Said Sukanto, Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (10/12/2013).
Sofyan adalah teknisi KRL Commuter Line yang menabrak truk tangki bahan bakar minyak (BBM) di perlintasan Pondok Betung, Bintaro, Jakarta Selatan, Senin (9/12/2013) siang. Sofyan sebelumnya adalah lulusan SMK jurusan Mesin Otomotif.
Satria menuturkan pekerjaan tersebut sudah diidamkan Sofyan sejak setahun belakangan. Dia pernah mengirimkan lamaran. Namun ternyata dia belum berjodoh dengan PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) itu.
"Ini keinginannya sejak tahun lalu, tapi nggak keterima. Ini map (untuk berkas pencocokan DNA Sofyan) adalah map yang ditulis Sofyan," lanjut Satria.
Dalam setahun itu, sembari menunggu lamaran dibuka di PT KAI, Sofyan sempat bekerja di tempat lain.
Firasat Nenek dan Ayah
Keluarga Sofyan sangat terkejut melihat pemberitaan kecelakaan teknisi KRL Commuter Line yang menabrak truk tangki bahan bakar minyak (BBM) di perlintasan Pondok Betung, Bintaro, Jakarta Selatan, Senin (9/12/2013) siang.
Mereka langsung khawatir karena sadar bahwa jalur tersebut adalah jalur kereta yang dilalui Sofyan.
"Awalnya keluaga tahu dari media tv. Kemudian keluarga tahu Sofyan bertugas di jalur tersebut. Maka keluarga saya, paman ke lokasi cari informasi. Ternyata Sofyan Hadi ada (di kereta)," cerita Satria.
Satria sendiri menuturkan sebelumnya nenek mereka bermimpi dibangunkan Sofyan pukul 11.00 WIB.
"Nenek langsung bangun pulang terima kabar Sofyan kecelakaan. Paman saya, orang tua Sofyan bermimpi di rumah gelar tikar, padahal rumahnya belum jadi," lanjut Satria.
Selain itu, Sofyan sebenarnya memiliki jaket. Namun ketinggalan di rumah di hari nahas itu. Jaket itu kemudian dipakai ayahnya.
Yang lebih memilukan adalah, Sofyan nampaknya mengetahui akan kecelakaan tersebut. Dalam status telepon pintarnya, Sofyan menuliskan 'Semoga ditempatkan di tempat yang tepat.'