Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sopir Melompat Setelah Truk Tangki Terseret KRL

Setelah truk terseret kereta, barulah mereka lompat keluar

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Sopir Melompat Setelah Truk Tangki Terseret KRL
KOMPAS images/VITALIS YOGI TRISNA
Petugas berusaha mengangkat bangkai truk di lokasi tabrakan kereta rel listrik (KRL) jurusan Serpong-Tanah Abang dengan truk tangki pengangkut bahan bakar di pelintasan Pondok Betung, Bintaro, Jakarta Selatan, Senin (9/12/2013). Kecelakaan mengakibatkan sejumlah rangkaian gerbong dan truk tangki terbakar, Serta menelan korban meninggal dunia sementara 5 orang serta puluhan lainnya luka bakar dan ringan.. (KOMPAS IMAGES/VITALIS YOGI TRISNA) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sopir dan kondektur truk tangki BBM yang tertabrak KRL Commuter Line di perlintasan Pondok Betung, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Senin (9/12/13) lalu, mengaku melompat keluar setelah truk yang mereka bawa sudah dihantam dan sempat terseret KRL.

Hal itu dikatakan Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto, di Mapolda Metro Jaya, Jumat (13/12/2013).

"Setelah truk terseret kereta, barulah mereka lompat keluar," kata Rikwanto.

Rikwanto mengatakan pengakuan itu dikatakan Chosimin (40) dan Mudjiono (44) sopir dan kondektur truk tangki B 9265 SEH yang dihantam KRL Commuter Line, saat diperiksa penyidik kepolisian, Selasa (10/12/2013) lalu.

Menurutnya saat diperiksa penyidik, keduanya masih dalam perawatan di RSPP Pertamina.
Karenanya, kata Rikwanto, sangat mungkin keduany kembali diperiksa penyidik jika dibutuhkan untuk melengkapi hasil penyelidikan.

"Bukan tidak mungkin sopir dan kondektur truk tangki akan diperiksa kembali, untuk mengkonfirmasi temuan penyelidikan," katanya.

Menurut Rikwanto saat ini sudah 11 saksi yang diperiksa pihaknya terkait kasus ini.
Dua saksi yang diperiksa terakhir adalah dua pejabat PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop I Jabodetabek, yakni Budi Setiono dan Muhamad Zakir.

BERITA TERKAIT

"Budi Setiono, selaku atasan Pamuji, penjaga pintu perlintasan yang saat itu bertugas. Sementara Zakir merupakan petugas di bagian pengawas di Daops I," kata Rikwanto.

Menurutnya pemeriksaan terhadap Budi Setiono adalah seputar izin yang diberikannya kepada Pamuji untuk menjaga pintu perlintasan kereta api di Pondok Betung, Pesanggrahan, Bintaro, Jakarta Selatan. Sebab, kata Rikwanto, Pamuji sebenarnya bukanlah petugas penjaga pintu perlintasan KA tersebut, tetapi petugas teknisi bantalan rel.

Pamuji diketahui diperbantukan untuk menjaga perlintasan tersebut, karena petugas penjaga perlintasan yang sebenarnya yakni Ratoyo, sedang cuti. "Apakah pergantian sesuai SOP, itu yang kami tanyakan. Karena Pamuji memang diperintah oleh Budi," papar Rikwanto.

Sedangkan pemeriksaan terhadap Zakir, kata Rikwanto, berkisar mengenai Standar Operasional Prosedur (SOP) pengamanan di pintu perlintasan kereta api. "Bagaimana standar pengamanannya terutama saat kereta akan melintas dan seperti apa, itu yang kami tanyakan," ujar Rikwanto.

Mengenai hasil pemeriksaan terhadap keduanya, termasuk hasil pemeriksaan terhadap sopir dan kernet truk tangki BBM, yang sudah diperiksa sebelumnya oleh polisi, menurut Rikwanto akan disampaikan secara menyeluruh termasuk hasil olah TKP polisi di lokasi kejadian serta hasil gelar perkara tadi.

"Hasilnya tidak kita sampaikan satu persatu atau sebagian-sebagian. Nanti kami sampaikan secara komperehensif," katanya.

Menurutnya gelar perkara sudah dilakukan Jumat pagi dengan melibatkan PT KAI dan Pertamina serta saksi ahli. Selain itu, kata Rikwanto, saat ini polisi mencari saksi lain yang berada di lokasi saat kejadian.

Menurutnya pemeriksaan terhadap warga sangatlah penting guna mengungkap penyebab kecelakaan. Terutama, katanya, saksi-saksi yang sempat direkam oleh media dan memberikan keterangan.

"Saksi yang pernah ditayangkan di berbagai macam televisi dan surat kabar, itu juga akan kita panggil dan kami harap membantu kami dengan memberi keterangan yang sebenarnya," ujarnya.

Karenanya kata Rikwanto, penyidik akan kembali lagi ke tempat kejadian untuk mendapat saksi-saksi yang dekat dengan lokasi tabrakan. Pemeriksaan di lapangan juga untuk mengetahui persis kejadian tersebut, termasuk saksi yang berbicara di media.

Hal itu dilakukan karena para korban kecelakaan kereta belum dapat dimintai keterangan secara mendalam. "Saat ini rata-rata yang ada di TKP atau korban masih trauma. Apakah akan memberikan keterangan, jadi kita harus soft dan hati-hati," ujarnya.

Seperti diketahui, kecelakaan kereta komuter dan truk tangki di perlintasan Pondok Betung, Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, terjadi Senin lalu dan mengakibatkan tujuh orang meninggal dunia dan lebih dari 80 orang luka-luka.(bum)

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas