Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Lesbian Kota Tua Mencari Pasangan Baru

RN yang kelahiran Palembang ini merasa nyaman karena bisa bertemu dan nongkrong bareng dengan sesamanya.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Kisah Lesbian Kota Tua Mencari Pasangan Baru
http://www.wordans.com
ilustrasi. 

TRIBUNNEWS.COM -- RN merupakan salah satu lesbian yang kerap datang dan berkumpul dengan kaum lesbian lainnya di Kota Tua. Perempuan 20 tahun itu sudah tomboi sejak kecil. Bagi RN, datang ke tempat itu tidak selalu bertujuan mencari pasangan.

Lebih dari itu, RN yang kelahiran Palembang ini merasa nyaman karena bisa bertemu dan nongkrong bareng dengan sesama lesbian.

"Bahkan dulu saya kira cuma saya yang potongannya brondol kayak gini. Ternyata di sini banyak. Saya merasa punya teman saja. Sekalian siapa tahu ada yang cocok," kata RN yang sudah sejak 2010 menjadikan Kota Tua sebagai tongkrongan.

"Tidak semua yang ke sini lantas saling mengenal semua. Ada kelompok lama-kelompok baru. Tapi kami saling ramah dan berkenalan. Seperti yang saya bilang tadi, kedatangan kami ke sini untuk menunjukkan eksistensi sekaligus agar tidak merasa sendiri," katanya.

Menurut TP, seorang butchy, kaum lesbian yang datang ke tempat itu berasal dari berbagai tempat di Jakarta. "Bahkan dari daerah luar Jakarta juga banyak, seperti Tangerang, Depok, Bekasi dan kota-kota lain," katanya.

Mayoritas kaum lesbian masih berusia muda, 14-20 tahun. Mereka berasal dari latar belakang aktivitas yang beragam, dari pelajar, LC, mahasiswi, dancer, pegawai kantoran sampai anak jalanan.

Semuanya melebur menjadi satu, melepaskan ekspresi dan merasakan kebebasan dari rasa keterkekangan saat mereka menjalani kepura-puraan di tengah keluarga dan lingkungan dekat mereka. Kawasan itu mulai ramai didatangi kaum lesbian dan homo, kata TP, sejak 2009.

Berita Rekomendasi

"Entah siapa yang memulai. Awalnya hanya beberapa pasang saja. Tapi pada 2009, jumlah kaum lesbian dan homo mulai banyak berdatangan ke tempat ini," ujarnya.

Kaum lesbian, dalam lingkup keluarga memilih untuk lebih menutup diri. Mereka lebih memilih menghabiskan waktu luangnya di luar rumah daripada menghabiskan waktunya ditengah-tengah keluarga. Kota Tua sebenarnya bukan satu-satunya menjadi lokasi favorit berkumpulnya kaum lesbian.

Kata seorang femme bernama Dea (bukan nama sebenarnya), tempat lain seperti Taman Suropati (Menteng, Jakarta Pusat), Taman Barito (Jakarta Selatan) dan kawasan CNI (Jakarta Barat) juga menjadi alternatif berkumpul kaum marjinal ini.(*)

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas