Korban Sodomi, AK Masih Kerap Kesakitan di Anusnya
Saat ini, kata TW, anaknya terkadang masih mengalami kesakitan terutama saat buang air besar atau duduk berlama-lama
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- AK (6) bocah laki-laki keturunan Belanda yang menjadi korban sodomi cleaning service di sekolahnya di JIS Pondok Indah, Jakarta Selatan, selain mengalami depresi dan trauma berat, juga mengalami siksaan fisik yang menyedihkan.
TW ibunda AK, mengatakan saat divisum di RSCM sesaat setelah ia melaporkan pelecehakan seksual ke Polda Metro Jaya, 24 Maret lalu, di anus anaknya diketahui ada pembengkakan yang meradang.
"Dari sana saya bawa ke RS Pondok Indah, pada 27 Maret. Di situ diketahui pembengkakan karena darah dan nanah. Lalu akhirnya di kasih obat dan menjalani pengobatan," kata TW kepada wartawan, Senin (14/4/2014).
Saat ini, kata TW, anaknya terkadang masih mengalami kesakitan terutama saat buang air besar atau duduk berlama-lama.
"Darah dan nanahnya sudah dikeluarkan di rumah sakit. Tapi bekasnya masih ada. Terkadang dia suka bilang perih mom," ujar TW.
TW mengaku mengutuk para pelaku yang menyodomi anaknya. Ia berharap pelaku lainnya selain dari tiga tersangka yang sudah ditetapkan Polda Metro Jaya juga ditangkap.
AK adalah anak pertama dari dua bersaudara pasangan TW dan DK (33) warga negara Belanda yang tinggal di Indonesia. Ibu AK yakni TPW adalah perempuan asal Surabaya.
Mereka tinggal di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan.
Seperti diketahui, AK menjadi korban kekerasan seksual berupa sodomi oleh para petugas kebersihan di sekolahnya di Jakarta International School (JIS), Pondok Indah, Jakarta Selatan.
Peristiwa itu dialami AK di toilet sekolah dan dilakukan berkali-kali sejak Februari sampai Maret 2014 lalu.
Dari pengakuan AK kepada ibunya TW (40), pelaku pelecehan seksual dipastikan lebih dari dua orang dan bahkan sangat mungkin lebih dari 5 atau 6 orang. (budi Malau)