Mengintip 'Sirkus' Botol Bartender Muda di Taman Suropati
Gerak cepat tangan, berpadu dengan perubahan langkah, Vina mencoba memainkan beberapa teknik dasar dalam memainkan botol dan shaker.
Editor: Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Suasana di Taman Suropati menjadi lebih bersahaja ketika cahaya senja berangsur-angsur pergi. Seketika lampu-lampu di taman itu menyala, menimbulkan cahaya temaram tetapi indah, selaras dengan deretan pepohonan rindang dan rumput hijau yang menghampar.
Di sebuah sudut taman, Revina (19) sedang bergerak lincah sambil memainkan shaker dan botol-botol. Dia sedang berlatih Flair Bartending, sebuah seni dalam dunia bartender. Gerak cepat tangan, berpadu dengan perubahan langkah yang indah, Vina mencoba memainkan beberapa teknik dasar dalam memainkan botol dan shaker.
Tampak seperti sebuah akrobat, ia dengan lincah membuat kombinasi-kombinasi gerakan, melemparkan atau memindahkan dengan cepat beberapa shake dan botol tanpa terjatuh. Pada Minggu (5/4) petang Vina tidak sendirian.
Ia berlatih di Taman Suropati bersama puluhan bartender lainnya yang mayoritas merupakan mahasiswa atau mahasiswi sekolah perhotelan di Jakarta, seperti Sekolah Tinggi Perhotelan (STP) Trisaksi, STP Akpindo dan STP Sahid. Ada pula di antara mereka yang sudah bekerja sebagai bartender profesional, di beberapa hotel ternama.
"Meskipun berasal dari kampus yang berbeda-beda, kita sering berkumpul di ruang-ruang terbuka seperti ini untuk berlatih dan saling berbagi ilmu soal flair bartending ini," kata Antonius Saputra (20) Jurusan Perhotelan STP Trisaksi yang turut berlatih petang itu.
Adanya latihan bersama secara rutin ini, kata Antonius, lebih kepada saling menyemangati. Sebab, tidak sedikit rekan mereka yang putus asa karena tak juga lihai menjadi bartender. "Memainkan flair bartender seperti ini harus sabar, nggak langsung bisa. Kebanyakan pada nyerah, terutama yang perempuan. Makanya kita saling belajar dan memotivasi," katanya.
Ajang kumpul seperti ini juga digunakan oleh para bartender muda itu untuk saling berdiskusi, misalnya soal trik-trik rumit dari bartender dunia yang mereka lihat dari jejaring You Tube. "Seperti halnya musik, kita masing-masing juga punya sosok bartender idola. Makanya kita sering menyaksikan perform bartender dunia profesional, meskipun melalui You Tube," kata Antonius.
Beberapa tokoh bartender dunia yang diidolakan para bartender muda Indonesia di antaranya Tom Dyer (UK), Alexander Shtifanov (Ukraina), Agnieszka Bochniak (Polandia) dan beberapa bartender kenamaan lain. "Perform mereka di You Tube banyak memotivasi kami," ujar Antonius.
Menjadi andal dalam bidang ini memang membutuhkan perjuangan tidak mudah. Antonius dan kawan-kawannya bahkan telah menghabiskan ribuan jam untuk berlatih, tentu dengan menanggung banyak resiko seperti memecahkan botol, tangan berdarah, memar dan sebagainya.
Vina menceritakan, untuk bisa memahami dan menguasai teknik-teknik dasar dalam Flair Bartending, seperti side spin, Shadow, behind the back, balance, stall dan beberapa teknik dasar lain, ia membutuhkan waktu setidaknya satu tahun.
"Syaratnya ya itu, harus berani, serius dan konsentrasi. Tiap orang punya waktu berbeda-beda untuk bisa. Semakin banyak berlatih, tentu mereka semakin cepat bisa," tutur Vina.(Feryanto Hadi)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.