Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tuntut Kompensasi, Warga Depok Tutup Akses Pengerjaan Proyek Tol Cijago

Ratusan warga RW 03, Kelurahan Kemiri Muka, Beji, Depok, memboikot akses pengerjaan tol Cinere-Jagorawi (Cijago) seksi II

Editor: Yulis Sulistyawan
zoom-in Tuntut Kompensasi, Warga Depok Tutup Akses Pengerjaan Proyek Tol Cijago
WARTA KOTA/ANGGA BHAGYA NUGRAHA
Ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Ratusan warga RW 03, Kelurahan Kemiri Muka, Beji, Depok, memboikot akses pengerjaan tol Cinere-Jagorawi (Cijago) seksi II, yang berada di sisi wilayah mereka atau di sisi utara Jalan Juanda, Senin (23/6/2014).

Penutupan akses pengerjaan proyek dilakukan karena warga menuntut kompensasi atas pengerjaan yang dilakukan sejak Maret 2014 tersebut.

Kompensasi yang dituntut warga adalah uang bulanan Rp 600 ribu sampai Rp 750 ribu.
Sebab, warga menilai pengerjaan proyek mengakibatkan polusi udara akibat pengerukan tanah, polusi suara dari alat berat yang dikerjakan sepanjang hari, serta jalan menuju pemukiman mereka yang kini menjadi penuh tanah dan berlumpur tebal jika hujan turun.

"Karenanya kami menuntut kompensasi sebesar Rp 600 ribu hingga Rp 750 ribu per bulan," kata Gugun, perwakilan warga saat ditemui di lokasi penutupan akses pengerjaan jalan tol, Senin (23/6/2014).

Gugun menuturkan warga menutup jalan ke lokasi proyek karena hak-hak warga tak dipenuhi.
Sebelumnya sekitar 200 warga menggeruduk Balai Kota Depok menuntut kompensasi tersebut.

Menurut Gugun warga meminta pelaksana proyek pembangunan jalan tol Cijago, PT Hutama Karya segera membangun fasilitas umum yang layak bagi warga disekitar pembangunan jalan tol.

Aksi menghadang truk dan alat berat yang melintas di lokasi proyek ini sebagai bentuk perlawanan mereka. "Ini sudah enam bulan pengerjaan, tapi fasilitas umum seperti amdal dan lainnya enggak dibangun juga," katanya.

Dia mengaku tidak keberatan dan bahkan mendukung proyek pembangunan jalan tol, karena itu akan memberikan manfaat untuk semua masyarakat.

Namun pembangunannya, kata Gugun, membuat warga menanggung segala dampak negatif. "Bahkan kami harus merelakan fasilitas umum untuk mereka gunakan," ujarnya.

Gugun mengatakan, seharusnya, pembangunan jalan tol tidak mengesampingkan hak hidup layak masyarakat sekitar.

Menurutnya saat pembangunan mereka juga harus memperhatikan analisis dampak lingkungan/AMDAL yang ada. "Belum lagi masyarakat yang memang tanahnya terkena tol, mereka hidup tak layak, sudah tak ada penerangan karena samping kiri kanannya ada pengerjaan," paparnya.

Ia menambahkan, pihaknya juga menolak segala bentuk pemanfaatan serta politisasi terhadap warga yang dilakukan oleh oknum tak bertanggungjawab. Menurut dia, ada oknum yang sengaja mengambil keuntungan dengan mengatasnamakan warga. "Mereka melakukan kegiatan demi kepentingan pribadi dan kelompoknya," katanya.

Gugun mengatakan, sebelum menutup akses keluar masuk kendaraan pekerja tol, mereka juga menggelar aksi juga di Kantor PT Hutama Karya. Mereka meminta negosiasi bersama pihak PT Hutama Karya.

Pantauan Warta Kota, massa sempat menghadang sebuah truk yang hendak ke luar. Mereka juga memasukan tanah, batu pohon, dan plang proyek di tengah jalan tersebut.

Para pekerja tidak bisa berbuat banyak dan mengikuti keinginan warga. Hingga saat ini, jalan tersebut masih ditutup.

Warga yang terkena pembangunan jalan tol Cijago, Susanti (65) mengaku hingga saat ini masih menunggu panggilan dari tim pembebasan tanah (TPT) Tol Cinere-Jagorawi untuk pembayaran ganti rugi tanah bangunan miliknya di RT 2 RW 2, Kemiri Muka, Beji, Depok.

Soalnya, dirinya dan sekitar 40 pemilik tanah bangunan lain di situ udah mengajukan permintaan pembayaran kepada pihak tol sejak beberapa bulan lalu. "Gak tahu kenapa belum dibayar juga. Kami tunggu sampai sudah mau lebaran," kata Susanti.

Sebelumnya, Ketua Tim Pembebasan Tanah Tol Cijago, Sugandi mengatakan masih ada 300 bidang tanah untuk tol seksi II yang belum dibebaskan dari 1.355 total bidang tanah. Sugandi mengatakan, tanah itu terdiri dari 47 bidang tanah di Kelurahan Cisalak, 42 bidang di Bakti Jaya, 57 bidang di Kemiri Muka, 1 bidang di Mekarjaya, dan 113 bidang di Kukusan dan Universitas Indonesia. "Kendalanya ada 200 bidang tanah yang masih minta kenaikan harga," kata Sugandi.

Untuk tol Seksi II tahap A sepanjang 1 kilometer dari Jalan Raya Bogor hingga kelurahan Cisalak tinggal penyelesaian. Saat ini sedang dilakukan pengerjaan kontruksi dasar tol seksi II tahap B. Yaitu pengerjaan jembatan di Kampung Sugutamu 1,2 dan 3, serta di jembatan perumahan Pesona Kayangan, jembatan Sungai Ciliwung, dan pembuatan Tunnel under pass Jalan di Margonda.

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas