Dari Eropa, Orangtua Korban Kejahatan Seksual di JIS akan Hadiri Sidang
Kasus Pelecehan seksual Jakarta International School (JIS) akan disidangkan Rabu (3/9/2014) besok di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan
Editor: Gusti Sawabi
Tribunnews.com, Jakarta - Kasus Pelecehan seksual Jakarta International School (JIS) akan disidangkan Rabu (3/9/2014) besok di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Orang tua korban kejahatan seksual di sekolah tersebut berniat menghadiri sidang.
"Kami akan datang saat sidang. Orangtua korban ketiga pun akan datang saat sidang," kata TH, orangtua salah satu korban, di kantor pengacara JLC & Associates, Jakarta Pusat, Senin (1/9/2014).
Samuel Partogi Jonathan Manullang, pengacara orangtua korban, mengatakan, orangtua korban ketiga akan datang langsung dari Eropa untuk mengawal kasus yang menimpa anaknya ini. Tak cuma sidang, orangtua korban ketiga diakuinya, bersedia hadir kapan pun dibutuhkan kesaksian.
Ditambahkannya, orangtua korban ketiga sempat merasa shock dan tak percaya saat mengetahui anaknya juga menjadi salah satu korban. "Ayahnya, bahkan sempat merasa sangat shock selama beberapa lama," ujarnya.
Semua orangtua korban mengatakan, mereka hanya menginginkan keadilan untuk anak-anaknya. Mereka juga menginginkan pelaku, yang diakui anaknya bukan hanya dari cleaner, tetapi juga guru JIS, bisa dihukum seumur hidup.
"Berkas perkara yang masuk ke pengadilan hanya berkas anak saya, sedangkan kedua korban lainnya belum naik ke pengadilan. Ini yang bikin saya bingung. Korbannya ada tiga, kenapa yang naik ke pengadilan hanya anak saya? Jadi kalau saya kalah, korban yang lain juga pasti tidak dapat keadilan. Kami harus berjuang untuk keadilan anak kami," kata TH yang juga disetujui oleh DW.
Pemerintah Mau Belajar Dari Taiwan Bangun Chip ERP Murah
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Litbang Kementerian Perhubungan Eli Adriani Sinaga memaparkan On Board Unit (Obu/chip) untuk Electronic Road Pricing masih sangat mahal harganya. Rencananya chip yang akan dipasang di dalam mobil pribadi, berkisar dari Rp 300 ribu sampai Rp 600 ribu.
Eli mengungkapkan dibandingkan negara tetangga Taiwan, Obu di sana gratis. Pengembangan Obu di Taiwan menggunakan stiker yang sudah terpasang stiker atau code bar sehingga ongkos produksinya murah dan tidak membebani masyarakat.
"Obu sekarang mahal, di Taiwan Obu nya gratis," ujar Eli di seminar Electric Road Pricing, Selasa (2/9/2014).
Dengan Obu yang gratis di Taiwan, Eli mengungkapkan sudah banyak pengendara mobil yang memasang chip di dalam mobil untuk bisa memakai ERP.
"Obu yang mereka punya stiker tapi chipnya ada, sehingga di Taipei 6 juta orang pasang," jelas Eli.
Saat ini ERP sudah diuji selama dua bulan lebih. Ada beberapa kendaraan pribadi yang sedang diuji coba menggunakan ERP.
"Uji coba sudah dua bulan. Untuk orang-orang tertentu ada 50 kendaraan kita coba teknologinya ERP," papar Eli.