Warga Depok Tak Mampu Tagih Janji Wali Kota Soal Layanan Kesehatan
Tak memadai dan buruknya layanan kesehatan bagi warga tak mampu di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Depok
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Tak memadai dan buruknya layanan kesehatan bagi warga tak mampu di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Depok mengakibatkan ratusan pasien harus menginap di pelataran rumah sakit sejak malam hari atau tengah malam, demi untuk mendapatkan layanan kesehatan.
Sebab jika mereka tidak melakukan hal itu, maka mereka tak akan mendapat nomor antrean atau tidak dilayani karena RSUD membatasi jumlah pasien di setiap poli atau klinik, bagi warga tak mampu.
Damayanti Ani (49) warga tak mampu, peserta jamkesmas asal Kelurahan Abadijaya, Sukmajaya, Depok, mengatakan untuk mendapatkan layanan kesehatan di RSUD Depok, ia harus datang tengah malam agar mendapat nomor antrean.
"Padahal dua minggu sekali saya harus cek ke poli dalam untuk penyakit saya ini. Setiap mau periksa harus menginap di rumah sakit," kata nenek dua cucu ini, Rabu (10/9/2014) pagi.
Ani mengaku mengeluhkan kondisi ini. Sebab dengan menginap di lantai rumah sakit yang dingin setiap dua pekan sekali, ia khawatir justru penyakitnya semakin parah.
"Gak tahu deh, kalau begini terus, bikin saya makin sehat atau malahan tambah parah sakitnya," kata Ani yang ditemani anaknya setiap menginap di RSUD Depok.
Karena ia mengaku membawa tikar, selimut dan bantal saat jadwal pemeriksaan dirinya ke RSUD Depok harus dilakukan.
"Kalau di dalam penuh, maka istirahat atau menginapnya di pelataran pintu masuk RSUD," katanya.
Ani mengatakan, dengan keadaan ini ia menagih janji yang diumbar Walikota Depok kepada warga tak mampu saat mencalonkan diri jadi Wali Kota Depok beberapa tahun lalu.
"Janjinya layanan kesehatan untuk warga tak mampu bakal bagus, memadai dan istimewa. Nyatanya parah sekali ini. Kami tersiksa," kata Ani.
Ani berharap Wali Kota Depok turun tangan menyelesaikan masalah ini dan tak hanya berkutat di kantornya yang megah serta membuat konsep-konsep yang justru tak menyentuh masyarakat miskin.
"Kalau dulu, janjinya manis sekali. Katanya layanan bagi warga tak mampu akan ada 24 jam, dan ditangani dokter profesional. Sekarang kami tagih janji itu," katanya.
Pantauan Warta Kota, di RSUD Depok, Rabu dinihari ratusan warga tak mampu yang ingin mendapatkan layanan kesehatan di RSUD Depok terpaksa menggelar tikar mulai dari depan loket pengambilan nomor antrian sampai di depan pintu masuk pelataran rumah sakit.
Rata-rata mereka sudah menginap di rumah sakit sejak pukul 22.00 WIB, malam. Di depan loket pengambilan nomor antrean telah dipasang jalur antrean setiap poli atau klinik. Diantaranya poli paru, poli THT, poli bagian dalam, poli syaraf, dan lainnya.
Di depan jalur antrean inilah mereka menandai posisi antrean dengan botol minuman, tas, kantong plastik, buntelan kain dan barang apapun, sampai loket dibuka pukul 07.00 dan tim medis siap memberikan layanan kesehatan mulai pukul 08.00.(bum)