Pengamat: Ahok Lebih Pentingkan Pencitraan Ketimbang Kerja
Pengamat perkotaan Sugiyanto menilai, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama telah meninggalkan fungsi sebagai pemimpin daerah.
Editor: Rendy Sadikin
Laporan Wartawan Warta Kota, Bintang Pradewo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat perkotaan Sugiyanto menilai, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama telah meninggalkan fungsi sebagai pemimpin daerah.
Ia menilai, Ahok--sapaan karib Basuki--lebih banyak bermanuver dalam sebuah pencitraan ketimbang kerja. Apalagi, lanjut Sugiyanto, Ahok telah membuka front dengan partai pengusungnya (Gerindra).
"Ahok terlalu banyak cawe-cawe. Kerjanya cuma bikin panas kuping orang. Kalau diingatkan marahnya melebihi orang yang mengkritik. Saya nggak yakin, ke depannya Jakarta menjadi lebih baik," ujarnya.
Sebelumnya, Pemimpin Anak Muda PKS, Renold Darmasyah sempat menyampaikan hasil survei, yakni banyak responden yang menyatakan tidak siap dipimpin Ahok.
"Hasil survei kami menyatakan bahwa 93 persen responden menyatakan tidak siap dipimpin Ahok sebagai gubernur," kata Renold beberapa waktu lalu.
Hal yang menarik, kata Renold, alasan penolakan Ahok bukan karena masalah etnis ataupun SARA, tetapi terkait kepribadian Ahok dalam memimpin dan cara komunikasinya selama 1,5 tahun ini.