Sebelum Meninggal, Endang Ingin Pulang Kampung ke Garut
Di mata mereka, Endang merupakan sosok pria yang baik dan panutan bagi lingkungan sekitarnya.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Kecelakaan maut bus PO Karunia Bakti bernomor polisi Z 7853 D jurusan Jakarta-Garut yang merenggut nyawa empat orang termasuk Endang Bahrudin (52), sopir bus, meninggalkan luka mendalam bagi rekan-rekannya. Baik itu rekan kerja di PO Karunia Bakti maupun sahabatnya.
Di mata mereka, Endang merupakan sosok pria yang baik dan panutan bagi lingkungan sekitarnya.
"Orangnya ramah, kalau mengemudi tidak suka ugal-ugalan. Dia rajin ibadah juga. Kalau bus-nya sudah sampai di Terminal Kampung Rambutan dia tidak cari makan dulu, tapi langsung ke musala," bilang Wartono, perwakilan PO Karunia Bakti Kampung Rambutan, kepada Warta Kota di rumah duka RS Sentra Medika Cibinong, Jumat (19/9/2014) malam.
Wartono yang juga teman baik Endang mengatakan, pria asli Garut itu tidak pernah bertindak yang aneh-aneh selama bekerja di PO Karunia Bakti.
"Pak Endang salah satu sopir senior di PO Karunia Bakti, kira-kira sudah 15 tahun dia bekerja dengan kita. Kerjanya bagus. Makanya kita sangat kehilangan," bilang Wartono.
Asep Suparman juga menyatakan hal yang sama. Dia tidak menyangka orang sebaik Endang bisa meninggal dunia dengan cara demikian.
"Pak Endang orang yang sangat baik. Saya sudah bersahabat lama dengan dia. Tapi yang namanya musibah, mau bagaimana lagi," ucap Asep.
Dikatakan Asep, dirinya tak punya firasat apa-apa sebelum Endang berpulang.
Namun, dua bulan lalu ia mengaku didatangi Endang. Endang lalu mencurahkan keinginannya yang hingga kini tak dimengerti Asep.
"Dua bulan lalu dia datang ke saya, dia bilang pingin banget bisa pulang ke Garut pakai mobil saya. Saya sendiri bingung apa maksudnya," kata Asep.