Ahok Minta Kapolda Metro Jaya Cari Dalang Penggerak FPI
Namun, pria yang karib disapa Ahok tersebut meminta kepada Kapolda Metro Jaya Irjen Unggung Cahyono untuk mencari aktor intelektual biang kericuhan ke
Editor: Rendy Sadikin
Laporan Wartawan Warta Kota, Bintang Pradewo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengapresiasi tindakan Kepolisian Daerah Metro Jaya dalam menegakan hukum saat Front Pembela Islam berunjuk rasa anarkis di depan Gedung DPRD DKI dan Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (3/10).
Namun, pria yang karib disapa Ahok tersebut meminta kepada Kapolda Metro Jaya Irjen Unggung Cahyono untuk mencari aktor intelektual biang kericuhan kemarin.
"Kita pengen cari aktor intelektualnya siapa. Yang biayain siapa. Itu yang harus ditangkap. Saya kira Polda sudah punya benang merahnya lah, dia sudah bisa proses. Kan mereka punya intel. Mereka bisa tahulah siapa-siapa sebetulnya," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (6/10/2014).
Menurutnya ormas yang anarkis dan ingin mengubah Undang-Undang dan Pancasila harus dihilangkan dari Republik Indonesia.
Pasalnya, berdasarkan Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menyatakan bahwa Ahok secara otomatis akan mengantikan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo yang terpilih menjadi Presiden RI periode 2014-2019.
"Prinsip saya seperti itu. ini NKRI. Jadi Anda mau bikin ormas apapun, kalau sudah anarkis dan bertentangan dengan UUD, Pancasila dan konstitusi, Anda harus bubar. Tinggal kita cari cara bubarinnya kan. Tapi orang (FPI) gak pernah ada kok, gak pernah ada izin, gimana mau bubarinnya. Nah ini juga lucu," ucapnya.
Mantan Bupati Belitung Timur menyerahkan proses hukum terhadap para pelaku yang berbuat anarkis kepada pihak Polda Metro Jaya. Apalagi, pada saat terjadinya kericuhan Kapolda Metro Jaya, Unggung Cahyono memimpin langsung.
"(Pimpinan FPI dipanggil-red) Ya itu urusan Kapolda lah. Saya gak mau ikut campur lagi. (21 tersangka berasal dari Jawa Barat) Makanya. Itu terbukti (ada yang nunggangin). Pasti ada yang bayarin makanya mereka datang," ucapnya.
Menurutnya aksi unjuk rasa merupakan hak dari setiap warga negara. Namun, FPI malah melakukan tindakan anarkis. Hal ini dikarenakan FPI menilai anak buah Ahok telah memprovokasi pihak FPI. Sehingga, bentrokan itu terjadi.
"Apanya yang diprovokasi. Mau demo kok. Nanti ngomong sama polisi deh. Nanti polisi buktiinya gmn, itu batu ada gak di kebun sirih, tai sapi ada gak. berarti udah disiapin kan," tuturnya.
Pantauan Warta Kota, pihak Kepolisian dari Polda Metro Jaya tampak berjaga ketat di Gedung DPRD DKI dan Balai Kota DKI. Dua unit kendaran taktis (rantis) meliputi baracuda dan water canon tampak terparkirkan di Gedung DPRD DKI.
Sementara di halaman Gedung Balai Kota terdapat ratusan petugas kepolisian yang tetap berjaga dengan persenjataan lengkap.