Sopir Mikrolet Pilih Beroperasi Saat Jam Ramai
Setiap harinya para sopir mikrolet M 26 Bekasi-Kampung Melayu biasanya beroperasi 5-6 kali bolak-balik Bekasi-Kampung Melayu.
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Gusti Sawabi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setiap harinya para sopir mikrolet M 26 Bekasi-Kampung Melayu biasanya beroperasi 5-6 kali bolak-balik Bekasi-Kampung Melayu.
Namun pascakenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi, mereka mengurangi waktu operasinya.
Para sopir mikrolet ini pun tidak mau berspekulasi dengan menarik penumpang di luar jam sibuk, karena akan rugi bensin.
Biasanya tips yang mereka pilih yakni ngetem ataupun menarik penumpang di saat jam sibuk seperti berangkat dan pulang kerja serta jam pulang sekolah.
"Sekarang untung dari narik mikrolet tipis, kalau mau gak tekor paling biasanya ngetem atau narik saat jam sibuk. Dulu 5-6 kali bolak-balik, sekarang 4 kali udah maksimal," terang Budi, sopir mikrolet M 26, Senin (24/11/2014).
Diutarakan Budi, pihaknya saat ini masih bersyukur karena setoran yang diwajibkan ke pemilik angkutan belum naik.
"Sehari buat bensin awalnya Rp 100 ribu, sekarang jadi Rp 150. Setoran ke yang punya mobil Rp 150 ribu, untungnya sekarang ini belum ada kenaikan setoran," terang Budi.
Budi melanjutkan, para sopir sudah kompak menaikkan tarif angkutan Rp 1000 setelah presiden Joko Widodo mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Pasalnya apabila tarif tidak dinaikkan maka para sopir akan mengalami kerugian. Dirinya pun menyisiati agar bahan bakar tidak terbuang percuma yakni dengan menarik penumpang pada saat jam-jam sibuk.
Dengan cara seperti itu, para sopir meyakini bisa menghemat bahan bakar untuk kendaraannya.