Sopir Angkot di Jakarta Sepakat Tarif Turun Cuma Rp500
"Kalau cuma Rp500 enggak apa-apalah. Asal jangan sampai Rp1.000 saja, terlalu tinggi," ujar Manalu (34), pengemudi angkot 35 jurusan Senen-Jatinegara.
Editor: Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah sopir angkutan umum di Jakarta mengaku tidak keberatan bila tarif angkutan umum diturunkan menyusul adanya penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) premium dan solar.
Namun, mereka tetap merasa keberatan bila penurunan tarif terlalu tinggi. "Kalau cuma Rp500 enggak apa-apalah. Asal jangan sampai Rp1.000 saja, terlalu tinggi," ujar Manalu (34), pengemudi angkot 35 jurusan Senen-Jatinegara, Sabtu (17/1/2015).
Menurut dia, meskipun harga BBM turun kembali, namun harga suku cadang dan kebutuhan lainnya tidak mengalami penurunan. Karena itu, mereka tetap membutuhkan penyesuaian tarif.
"Enggak bisa kembali seperti dulu, sudah terlanjur naik semua. Kita sih tunggu keputusan Organda (Organisasi Pengusaha Nasional Angkutan Bermotor di Jalan) saja untuk pastinya, tetapi yang jelas enggak mungkin balik seperti dulu," ujar pria beranak tiga ini.
Hal senada juga diungkapkan oleh Jerry (46), sopir angkot M01 jurusan Kampung Melayu-Senen. Menurut dia, untuk memenuhi setorannya yang mencapai Rp160.000 per hari, penurunan tarif pun seharusnya tidak terlalu tinggi.
"Harga-harga sudah terlanjur naik, setoran juga. Kalau BBM turun kayak dulu, ya sudah enggak bisa sama lagi tarifnya," kata pria yang sudah delapan tahun menjadi supir angkot ini.
Anton (40), sopir angkot M01 lainnya, mengatakan kenaikan tarif yang lalu menyebabkan jumlah penumpang menurun. Sehingga, bila tarif kembali diturunkan, warga Kampung Melayu ini khawatir setorannya tidak dapat tercapai.
Pemerintah telah memastikan per Senin (19/1/2015) mendatang, harga BBM jenis premium dan solar akan turun. Harga kedua BBM jenis tersebut sempat naik pada akhir November lalu.
"Mulai nanti Senin jam 00.00 WIB, harga premium turun menjadi 6.600 per liter. Harga solar turun menjadi Rp6.400," kata Presiden Joko Widodo, di Istana Kepresidenan, Jumat siang.
Sebelumnya, sesuai Peraturan Menteri No 39 Tahun 2014, pemerintah per 1 Januari 2015 menurunkan harga premium dari Rp8.500 menjadi Rp7.600 per liter. Sementara harga solar turun menjadi Rp7.250 per liter dari sebelumnya Rp7.500 per liter.(Unoviana Kartika)