Danny Hilang Karena Terlibat Kelompok Terlarang? Kampus UI: Gak Tahu Juga
Pihak kampus tak bisa melarang dan membatasi pemikiran dan paham setiap mahasiswanya,
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, DEPOK -- Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Indonesia (UI) Bambang Wibawarta, mengaku pihaknya tidak bisa menjamin jika ada mahasiswanya yang terlibat dengan paham-paham kelompok terlarang seperti kelompok terorisme atau kelompok ISIS.
Hal itu dikatakan Bambang, terkait hilangnya secara misterius mahasisiwa Sastra Arab Fakulta Ilmu Budaya Universitas Indonesia (UI) semester VII, Danny Ashri Fajar Purba, dari apartemennya di Apartemen Margonda Residence I, sejak Rabu (14/1/2015) lalu.
"Gak tahu juga kalau terlibat kelompok terlarang. Tapi kami tak mau berandai-andai. Sebab banyak kemungkinan penyebab hilangnya mahasiswa kami. Kita tunggu saja hasil penyelidikan Polresta Depok," kata Bambang saat dihubungi Warta Kota, Senin (19/1/2015).
Menurut Bambang, pihak kampus tak bisa melarang dan membatasi pemikiran dan paham setiap mahasiswanya, bahkan atas paham atau aliran kelompok terlarang sekalipun.
Namun Bambang memastikan bahwa kelompok terlarang tidak ada yang bermarkas di kampus UI secara legal dan pihak kampus pasti akan melarang keberadaan mereka. "Jadi kita harus bersabar atas kasus ini," ujar Bambang.
Menurut Bambang, pihak kampus ikut pula mendalami hilangnya Danny dengan menanyakan ke sejumlah rekan dan dosennya di Fakultas Ilmu Budaya jurusan Sastra Arab.
"Kami juga sudah berkoordinasi dengan kepolisian untuk hal ini. Kami masih menunggu hasilnya dari polisi," ujar Bambang.
Untuk sementara, kata Bambang, tidak ada hal mencurigakan yang diketahui rekan-rekan Danny dan pengajar di FIB UI. Menurutnya dimata rekan-rekannya, Danny adalah mahasiswa yang baik serta selalu bersikap wajar selama ini. "Tidak ada yang ganjil dan mencurigakan di mata rekannya sesama mahasiswa," kata Bambang.
Ia mengatakan saat memasuki semester VII September 2014 lalu, Danny mengajukan untuk mengambil mata kuliah sebanyak 27 SKS.
"Namun kami tolak, karena maksimal yang bisa diambil untuk satu semester adalah 24 SKS," kata Bambang.
Menurut Bambang, pihak fakultas akhirnya hanya mengabulkan Danny mengambil 21 SKS, berdasarkan nilai IPK Danny yang mencapai nilai 3,2.
Karenanya kata Bambang, bisa saja hal tersebut menjadi penyebab hilangnya Danny dan bukan seperti kecurigaan keluarga, yang disebut-sebut terkait pelatihan militer kelompok terlarang.
Sebab diketahui, kata dia, keinginan Danny untuk menyelesaikan kuliah dengan cepat karena permintaan keluarga. "Kami tidak mau berandai-andai untuk hal ini. Masih banyak kemungkinan penyebabnya. Kita tunggu saja perkembangannya terutama dari penyelidikan polisi," ujar Bambang.(Budi Malau)