Sehari Semalam Diguyur Hujan, Inilah Titik-titik Lokasi Jakarta yang Tergenang
Hujan yang mengguyur Jakarta dan sekitarnya sejak Kamis (22/1) hingga Jumat pagi mengakibatkan sejumlah wilayah tergenang.
Editor: Agung Budi Santoso
TRIBUNNEWS.COM - Hujan yang mengguyur Jakarta dan sekitarnya sejak Kamis (22/1) hingga Jumat pagi mengakibatkan sejumlah wilayah tergenang.
Hingga pukul 05.00, Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI Jakarta mencatat sedikitnya 36 titik genangan dan banjir terjadi di wilayah DKI Jakarta.
Jakarta Utara menjadi wilayah terparah. Dari 36 titik tersebut, 25 titik genangan di antaranya berada di Jakarta Utara, antara lain di Kelapa Gading, Tanjung Priok, dan Cilincing. Tinggi genangan berkisar 10-50 sentimeter di beberapa titik jalan dan permukiman. Sebagian warga dilaporkan mengungsi ke tempat-tempat aman.
Genangan di jalan menghambat lalu lintas kendaraan. Genangan dengan kedalaman hingga 30 sentimeter antara lain di Kebon Bawang, Jalan Yos Sudarso, Gaya Motor, Jalan Danau Sunter, Kampung Bandan, Kampung Sawah Semper Timur, Lagoa, dan Kebon Bawang. Di sejumlah wilayah itu kondisi tinggi muka tanah relatif rendah dan kondisi saluran air buruk.
Ketua Rukun Warga 019 Kelurahan Tugu Utara, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, Ricardo Hutahaean mengatakan, 142 keluarga di RW 019 mengungsi karena air menggenangi rumah mereka di Kampung Beuting Remaja. ”Ada dua titik pengungsi di RW 019. Warga tak bisa beraktivitas karena rumah tergenang banjir,” kata Ricardo.
Banjir menyebabkan angkutan massal mengalami gangguan perjalanan. Hingga pukul 10.00, bus transjakarta Koridor XII tidak beroperasi akibat genangan di Jakarta Utara.
Sementara bus transjakarta Koridor II dan X terhambat perjalanannya juga karena banjir di Jakarta Utara.
Genangan di rel kereta api membuat perjalanan KRL jalur lingkar juga terganggu, terutama di Stasiun Kemayoran. Namun, pukul 10.00, perjalanan KRL jalur lingkar normal kembali.
Kepala Bidang Informatika dan Pengendalian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Bambang Suryaputra menyebutkan, berdasarkan pantauan Pusat Pengendalian dan Operasi BPBD DKI Jakarta, genangan di jalan dan permukiman juga terjadi di Jakarta Timur (3 titik), Jakarta Selatan (3), Jakarta Barat (4), dan Jakarta Pusat (1).
Selain jalan raya, banjir menggenangi permukiman di wilayah padat penduduk, seperti di Kampung Melayu, Jatinegara, dan Kramat Jati (Jakarta Timur), serta Tebet (Jakarta Selatan). Hingga Kamis pukul 20.00, banjir menggenangi permukiman yang dihuni 1.508 keluarga di sejumlah wilayah itu.
Di Balai Kota Jakarta, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, banjir terjadi antara lain karena normalisasi sungai, waduk, dan saluran yang belum rampung sepenuhnya. Dia berharap bisa segera memindahkan warga di kampung-kampung rawan banjir, seperti Kampung Melayu dan Jatinegara, ke rumah susun sederhana sewa milik pemerintah.
Curah hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi yang terjadi sejak Kamis malam mengakibatkan sejumlah kompleks perumahan di Kota Tangerang terendam banjir. Ketinggian air bervariasi mulai dari 10 cm hingga 75 cm.
Luapan Kali Angke dan tingginya debit air permukaan menyebabkan banjir di perumahan Maharta, Puri Kartika, dan Puri Kartika Baru, Ciledug Indah 1.
”Air mulai masuk ke jalanan sekitar pukul 04.00 dini hari. Air di jalanan utama kompleks sempat turun, tetapi naik lagi sekitar pukul 06.30 dan terus naik hingga masuk ke rumah,” kata Ny Lutfi (45), warga Perumahan Ciledug Indah 1.
Perumahan ini setiap tahun menjadi langganan banjir. Pada 2014, warga perumahan ini mengalami lebih dari 10 kali banjir.
Luapan Kali Cantika mengakibatkan Jalan HOS Cokroaminoto atau jalan utama Ciledug (Kota Tangerang)-Kebayoran Lama (Jakarta Selatan) tergenang air hingga setinggi 30 cm. Air mulai masuk ke jalanan sejak pukul 06.30 dan ketinggian air terus bertambah hingga Jumat siang. Akibatnya, arus lalu lintas di kedua jalur macet total. Antrean kendaraan mengular hingga 1 kilometer di dua jalur tersebut. (Pingkan Elita Dundu/Agnes Rita Sulistyawati)