Front Revolusioner Gruduk PN Jaksel Dukung Budi Gunawan lagi
Hari kedua sidang praperadilan Komjen Budi Gunawan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan kembali diwarnai aksi dukungan
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hari kedua sidang praperadilan Komjen Budi Gunawan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan kembali diwarnai aksi dukungan pemuda dan mahasiswa. Sidang yang mengagendakan keterangan saksi-saksi ini belum diputuskan oleh Hakim.
Namun bagi Front Revolusioner dukungan ini sebagai bentuk perlawanan terhadap tindak kriminalisasi yang dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kepada calon tunggal Kapolri pilihan presiden, Komisaris Jenderal Polisi Budi Gunawan.
"Kami akan terus memberikan dukungan secara penuh kepada Komjen Budi Gunawan atas tindakan brutal KPK dalam proses penetapannya sebagai tersangka," kata Koordiantor Presedium Kamerad, Haris Pertama di PN Jaksel, Selasa (10/2/2015).
Front Revolusioner ini adalah gabungan dari beberapa element yaitu Komite Aksi Mahasiswa untuk Reformasi dan Demokrasi (Kamerad), Himpunan Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta (HIMA UNJ), Sentra Aktualisasi Gerakan Mahasiswa (STIGMA), dan Gerakan Rakyat untuk Keadilan Indonesia (Gerak Indonesia).
Sekitar 200 massa yang memadati PN Jaksel ini selain berorasi mereka juga membagikan pin SavePolri.
"Bagi kami mendukung polisi adalah sebuah keharusan. Karena, polisi adalah garda terdepan penyom masyarakat. Jangan sampai lembaga ini diproak porandakan oleh oknum-oknum yang bertamengkan anti korupsi," ujar Haris.
Haris juga mengajak masyarakat untuk bersama-sama berada dibarisan terdepan membela Polri.
Lebih lanjut, Haris mengemukakan bahwa penetapan tersangka kepada BG sebelum dilakukan Fit and Proper Tes di DPR dinilai pelecehan kepada institusi Polri. Karena bagaimanapun BG adalah pilihan dari Presiden Joko Widodo.
"Penetapan tersangka BG ini kental bernuansa politik. Ini yang akan kami lawan," kata Haris.
Front Revolusioner mengingatkan kepada pimpinan KPK untuk tidak berlindung kepada lembaga KPK.
"Kalian harus berani bertanggung jawab atas semua perbuatan yang membuat Indonesia dalam kondisi saat ini. Ingat, dalam dunia perang darah harus dibalas darah. Kalian pimpinan KPK telah membuat kekacauan semua ini," papar Niko F Riza perwakilan dari Hima UNJ dan Teddy dari GERAK Indonesia.