Pasar Cipulir Banjir, Aktivitas Jual-Beli Terhenti, Pengamanan Ditingkatkan
"Saya tidak tahu berapa nilai rinci kerugian. Rugi karena tidak buka toko dan barang terendam," kata seorang pedagang.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aktivitas jual-beli di Pasar Cipulir, Jakarta Selatan pada Selasa (10/2/2015) terhenti. Ini dikarenakan di tempat tersebut terjadi banjir yang ketinggian air mencapai sekitar 80 sentimeter (cm).
Berdasarkan pemantauan, suasana di pasar itu dalam keadaan sepi. Hanya ada beberapa pemilik toko melihat kios. Sementara, pihak pengelola pasar berada di tempat itu memantau situasi. Untuk meninjau ke kios, pihak pengelola menyediakan sebuah perahu karet.
Manajer Unit Pasar Besar Cipulir, Sofiah Khz mengaku banjir di tempat itu terjadi karena meluapnya kali Pesanggrahan yang berada di belakang pasar. Menurut keterangannya, ketinggian air mencapai sebatas lutut orang dewasa sejak Selasa (10/2/2015) pukul 03.00 WIB.
Mengetahui ketinggian air naik, pengelola pasar segera menghubungi para pedagang agar barang-barang yang ada di toko segera dipindahkan ke tempat lain.
"Banjir terjadi sejak Senin kemarin, ketinggian air mencapai 30 cm. Kemarin masih ada transaksi jual-beli. Namun, setelah Selasa pukul 03.00 WIB debit air di kali sudah mulai penuh. Ini banjir pertama terbesar untuk tahun ini," ujar Sofiah Khz di lokasi Selasa (10/2/2015).
Sofiah menjelaskan terhentinya aktivitas jual-beli tersebut membuat para pedagang yang berjualan di pasar yang terdiri dari 3.327 kios itu merugi. Namun, dia tidak dapat mentaksir berapa kerugian.
"Saya tidak tahu berapa nilai rinci kerugian. Rugi karena tidak buka toko dan barang terendam. Pasar ini khusus menjual pakaian jadi dan tekstil," tuturnya.
Sebagai upaya melakukan pengamanan, pihak pengelola pasar melakukan penjagaan secara bergantian mulai dari pagi hingga malam hari.