Pengamat: Celaka Jika Pasar Beras Cipinang Seenaknya Naikkan Harga
Pemerhati pertanian Khudori menilai pasar beras Cipinang, Jakarta Timur, paling berperan menentukan harga beras di berbagai pasar tradisional.
Penulis: Adi Suhendi
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerhati pertanian Khudori menilai pasar beras Cipinang, Jakarta Timur, paling berperan menentukan harga beras di berbagai pasar tradisional di Jakarta. Sehingga, pasar tersebut tidak boleh melakukan praktik oligopoli.
"Celakanya kalau Cipinang itu oligopoli, akan gampang sekali dikendalikan oleh beberapa pihak itu," kata Khudori kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (28/2/2015).
Selama ini pasar beras Cipinang menjadi refensi harga beras, berdasarkan data dari hasil survei Kementerian Perdagangan. Di mana, naik-turunnya harga beras yang terjadi di pasar Cipinang, pastinya akan diikuti oleh pasar di semua daerah.
Namun, mengenai harga beras yang naik belakangan ini, kata dia, bukan dikarenakan praktik oligopli tetapi sebenarnya terkait iklim yang membuat masa panen mundur satu sampai 1,5 bulan. Namun, pada akhir Maret masa panen akan terjadi di semua daerah.
"Bulog kan masih punya 1,4 juta ton, itu cukup sampai Maret. Jangan impor, saya engak setuju karena akhir Maret kita sudah ada tambahan yaitu masa panen," sambung Khudori.