Umar Idris Akhiri Masa Bakti, Ahmad Nurhasim Pimpin Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta
Setelah Umar Idris dari Kontan mengakhiri masa bakti, Ahmad Nurhasim dari Tempo meneruskan estafet kepemimpinan di Aliansi Jurnalis Independen Jakarta
Penulis: Agung Budi Santoso
Usir penat, peserta Konferta AJI Jakarta seru-seruan selfie bareng.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setelah laporan pertanggungjawaban Umar Idris dinyatakan diterima, tampuk kepemimpinan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta akhirnya beralih ke Ahmad Nurhasim, jurnalis Tempo, pada Konferensi AJI Kota Jakarta yang berakhir pada Sabtu malam (28/2/2015).
Ahmad Nurhasim berduet dengan Muhammad Irham (jurnalis Varia.id) yang menggantikan Dian Yuliastuti pada posisi sekretaris jenderal (Sekjen).
Duo Hasim-Irham terpilih secara aklamasi, dan akan memimpin AJI Jakarta untuk kepengurusan periode 2015-2018.
Dalam sambutan mendapat amanah sebagai Ketua AJI Jakarta yang baru, Hasim berkomitmen terus menjaga kemerdekaan pers, baik dari tekanan luar maupun dari internal institusi medianya sendiri.
Menurutnya, dapur media harus independen, tidak terkontaminasi kepentingan apapun, kecuali semata kepada publik.
Ia juga berkomitmen terus mendorong pemilik media agar memberikan kesejahteraan kepada para jurnalis agar taraf hidupnya terus membaik dari yang diberikan selama ini.
Sebab, menurut ayah satu anak ini, profesionalisme kerja jurnalis, selain terkait integritas individu, juga sejajar lurus dengan kesejahteraan yang dia terima sebagai pekerja media.
"Untuk memperjuangkan kesejahteraan, kami berkomitmen mendorong awak media untuk berserikat," tegasnya.
Etika Media Online
Sebelum pemilihan pengurus baru, terlebih dulu diskusi berjudul Titik Temu Bisnis dan Etika Media Siber digelar.
Diskusi ini menghadirkan pembicara di antaranya pengamat media massa Ignatius Hariyanto dan anggota Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo.
Diskusi digelar dilandasi keprihatinan maraknya pelanggaran etika pemberitaan pada media-media online. Antara lain, kurangnya empati pada sisi korban, khususnya pemberitaan kriminal dan isu-isu tentang perempuan. (Agung BS)