Soren Kam: Perwira Nazi Paling Dicari Tak Pernah Diadili Sampai Mati
Søren Kam penjahat perang kelima paling dicari karena keterlibatannya di Nazi. Di akhir hidupnya, ia tak pernah sama sekali diadili.
Penulis: Y Gustaman
TRIBUNNEWS.COM, PRANCIS - Søren Kam penjahat perang kelima paling dicari karena keterlibatannya di Nazi. Di akhir hidupnya, ia tak pernah sama sekali diadili atas pembunuhan yang dilakukannya.
Mantan perwira relawan Denmark itu meninggal di usia 93 tahun pada 23 Maret 2015, selang dua minggu setelah istrinya meninggal dunia, demikian dilaporkan surat kabar Jerman, Allgauer Zeitung seperti dilansir Reuters.
Simon Wiesenthal Center, sebuah organisasi kemanusiaan Yahudi, menuntut pengadilan untuk Kam sebagai penjahat perang. Mereka juga menuntut Kam membongkar peristiwa Holocaust.
Di masa kejayaan Nazi, Kam tercatat sebagai perwira relawan di Korps Schalburg, divisi SS-Viking, dan satu dari tiga orang yang membunuh editor surat kabar anti-Nazi, Carl Henrik Clemmensen pada 1943.
Sebelum peristiwa itu, Clemmensen menghina Poul Nordahl-Petersen, pemimpin redaksi Fædrelandet (The Fatherland) yang pro-Nazi. Beberapa jam kemudian, lewat tengah malam, Clemmensen ditembak mati oleh tiga senjata berbeda. Delapan peluru bersarang di tubuhnya. Pagi hari, mayatnya ditemukan dengan luka tembak di kepala dan tubuh atas.
Pengadilan Denmark mengadili Kam in absentia untuk kasus pembunuhan setelah perang. Seorang pria lainnya dieksekusi untuk kejahatan yang sama.
Ia terbang ke Jerman pada 1956 setelah menerima kewarganegaraannya. Jerman sebagai rumah barunya menolak beberapa kali untuk mengekstradisi Kam ke Denmark, tulis media Denmark.
"Faktanya Søren Kam, seorang Nazi pembunuh benar-benar bertobat, meninggal sebagai orang bebas di Kempten (Jerman), adalah kegagalan mengerikan dari otoritas kehakiman Bavarian," ungkap Dr Efraim Zuroff dari Simon Wiesenthal Center.
"Kam seharusnya mengakhiri hidup sengsara di penjara, baik di Denmark atau Jerman. Kegagalan menahannya, hanya akan menginspirasi ahli waris pengikut Nazi kontemporer untuk mengikuti jejaknya, " tambahnya.