Meski Tulisan di Surat Wasiat Identik, Polisi Belum Yakin Akseyna Bunuh Diri
Tulisan tangan di surat wasiat itu dinyatakan identik setelah Puslabfor membandingkannya dengan 20 macam tulisan asli Akseyna.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Theo Yonathan Simon Laturiuw
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tulisan tangan Akseyna Ahad Dori (18) di surat wasiatnya dinyatakan identik oleh Pusat Laboratorium Forensik Mabes Polri (Puslabfor). Tapi penyelidik polisi tetap belum yakin Akseyna meninggal akibat bunuh diri.
Tulisan tangan di surat wasiat itu dinyatakan identik setelah Puslabfor membandingkannya dengan 20 macam tulisan asli Akseyna. Dan ini sudah dilaporkan ke penyelidik di Reserse Kriminal Polres Metro Depok.
"Namun kita belum pastikan sebab kematiannya. Kami juga belum yakin Akseyna bunuh diri, makanya masih harus diselidiki lagi," ucap Direktur Reserse Kriminal Umum, Komisaris Besar Heru Pranoto kepada Warta Kota di RS Polri Kramat Djati, Minggu (19/4/2015) malam.
Apalagi, kata Heru, Puslabfor belum selesai memeriksa keaslian tanda tangan Akseyna di surat wasiat tersebut. Sebab Puslabfor belum mendapat tanda tangan asli Akseyna sebagai pembanding. Kurang lebih butuh pembanding sejumlah 20 tanda tangan juga untuk menentukan keaslian tanda tangan di surat wasiat.
Lantaran masih belum yakin, kata Heru, pihaknya masih terus memeriksa saksi. Sampai kini sudah ada 20 saksi yang diperiksa polisi. Termasuk rekan dekat Akseyna bernama Jibril (18).
Sementara itu, sebelumnya, Analis Tulisan Tangan (Grafolog) Deborah Dewi, menganalisis bahwa ada perbedaan antara tanda tangan di surat wasiat, dengan sebuah dokumen berisi tanda tangan asli Akseyna yang ia dapat dan digunakan sebagai pembanding.
Perbedaannya ada di kemiringan tanda tangan. Di dokumen pembanding, Akseyna mengggores tanda tangan dengan miring. Namun di surat wasiat, tanda tangan itu berada di garis datar atau tak miring sama sekali.
"Namun butuh dokumen asli dan scan dengan resolusi tinggi untuk memastikan ini seratus persen," kata Deborah.
Deborah mengakui, hasil analisa yang ia buat terkait surat wasiat Akseyna tingkat kebenarannya masih 75 persen. Hal itu karena dokumen "surat wasiat' yang diberikan kepada Deborah masih blur. Lalu ia pun baru menggunakan satu pembanding.
"Analisa ini menjadi 100 persen jika saya mendapat dokumen asli 'surat wasiat" tersebut atau dalam bentuk file softcopy yang discan dengan resolusi yang sangat tinggi sehingga ketika saya besarkan 10 kali untuk melihat pola mikro tidak pecah," ucap Deborah dalam emailnya kepada Warta Kota, Senin (20/4/2015) dinihari.
Kematian Akseyna dengan cara tenggelam di danau UI jadi menarik karena polisi kesulitan menentukan Akseyna tewas dibunuh atau bunuh diri. Sedangkan hasil otopsi dokter menunjukkan ada jejak pukulan di tubuh Akseyna. Diketahui pula Akseyna masih hidup saat tenggelam. Tapi dokter tak bisa tahu apakah ia pingsan atau sadar saat tenggelam.
Maka satu-satunya kunci menguak misteri itu adalah lewat penelitian tulisan tangan dan tanda tangan di surat wasiat Akseyna. Kini hanya bersisa analisa tanda tangan yang belum dilakukan Pusat Laboratorium Forensik Mabes Polri.
Surat wasiat Akseyna jadi kunci, karena bukan ditemukan oleh polisi. Tapi justru ditemukan oleh rekan Akseyna di kamar korban, tiga hari usai Akseyna ditemukan mengambang di Danau Kenanga Kampus UI, tetapi belum diketahui identitasnya saat itu.
Akseyna ditemukan mengambang di Danau Kenanga UI, Kamis (26/3/2015). Tapi saat itu tak diketahui identitasnya. Lalu jenazahnya baru teridentifikas Senin (30/3/2015). Sedangkan satu hari sebelumnya (29/3/2015), rekan Akseyna datang ke kos, menemukan surat wasiat dan bermalam disana.(ote)