Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Batu Mirip Giok Segede Ban Mobil Bikin Macet Lalu Lintas di Tomang

Sebuah bongkahan batu sebesar ban mobil berwarna kehijauan mirip giok di Jalan Mandala Raya, Tomang, Jakarta Barat, menjadi perhatian warga

Editor: Gusti Sawabi
zoom-in Batu Mirip Giok Segede Ban Mobil Bikin Macet Lalu Lintas di Tomang
KOMPAS.COM/ANDRI DONNAL PUTERA

Tribunnews.com, Jakarta - Sebuah bongkahan batu sebesar ban mobil berwarna kehijauan mirip giok di Jalan Mandala Raya, Tomang, Jakarta Barat, menjadi perhatian warga sejak beberapa waktu lalu. Batu itu terletak di trotoar.

Banyak orang menyempatkan diri berhenti di depan batu itu untuk sekadar melihat. Bahkan ada pula yang mencongkel batu. Hal ini menimbulkan kemacetan arus lalu lintas di jalan tersebut.

"Pada mampir ke pinggir sini orang-orang. Sering kok bikin macet sampai malam-malam," tutur salah satu sopir bajaj yang ngetem di dekat lokasi, Imam (42), Senin (11/5/2015).

Imam menjelaskan, awalnya bongkahan batu tersebut merupakan milik penghuni rumah yang berada tepat di belakang trotoar. Penghuni rumah itu sudah setahun lebih pindah ke tempat asalnya, Solo, Jawa Tengah. Rumah itu pun kini sudah kosong dan sebagian bangunannya pun hancur.

"Yang punya pindah soalnya daerah sini suka banjir, di dalam rumah itu kan lebih rendah dari jalan," ujar Imam.

Selama setahun ini, Imam bersama teman sesama sopir bajaj juga sering melihat orang tak dikenal datang ke tempat batu itu pada malam hari. Biasanya pada pagi hari, batu itu sudah tercongkel di beberapa bagian. Kini batu itu bentuknya seperti batu biasa dengan permukaan kasar.

Setelah lewat semalam pun, pada pagi hari, kondisi batu itu sudah tercongkel di beberapa bagian. Bahkan bentuknya kini tak ubahnya batu biasa yang memiliki tekstur kasar di beberapa bagian.

BERITA TERKAIT

"Sudah biasa kalau orang-orang ngambil batu. Saya juga heran kenapa sih suka banget sama batu. Kalau saya sih enggak suka batu," tambah Imam, yang mengaku tidak tahu fungsi awal batu itu.

Menurut Imam, posisi awal batu itu adalah di bawah trotoar. Kini lokasi awal batu itu sudah ditutup semen. Pejalan kaki yang melewati trotoar itu harus sedikit berhati-hati melintas dikarenakan masih banyaknya material berbahaya lain seperti potongan kayu yang tajam.
(Andri Donnal Putera)

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas