Dokter Kecantikan Palsu Sebabkan Muka Pasien Gatal-gatal dan Bernanah
Pihak Kepolisian Resort Metro Jakarta Selatan menangkap dokter kecantikan palsu, JS (34) saat melakukan praktek di sebuah toilet Plaza Semangg
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pihak Kepolisian Resort Metro Jakarta Selatan menangkap dokter kecantikan palsu, JS (34) saat melakukan praktek di sebuah toilet Plaza Semanggi, Jakarta Selatan, Senin (18/5/2015) kemarin.
Wanita yang sudah bekerja menjadi dokter kecantikan palsu itu mematok tarif sebesar Rp6 juta untuk mengencangkan beberapa bagian tubuh korbannya.
Kepala Kepolisian Resort Metro Jakarta Selatan, Komisaris Besar Polisi Wahyu Hadiningrat menuturkan bahwa sudah ada lima korban dari praktek dokter kecantikan palsu itu.
Kini mereka dirawat secara intensif di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Salemba, Jakarta Pusat.
Pelaku sendiri bekerja langsung mendatangi korbannya dari rumah ke rumah atau kerap disebut door to door.
Sejak tahun 2013 sampai Mei 2015, sudah banyak korban yang terkena bujuk rayu tersangka.
Padahal, dalam prakteknya, pelaku tidak memiliki lisensi khusus dalam menjadi dokter kecantikan.
"Menurut pengakuan dari tersangka, dia belajar dari google untuk melakukan praktek dokter kecantikan. Padahal dia hanya lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan tidak ada latarbelakang apapun terkait medis," tutur Wahyu.
Selain jasa mempercantik wajah seperti suntik wajah, pelaku juga menawarkan untuk melakukan praktek memperbesar payudara, mengencangkan bokong, memperbesar alat kelamin dan memperbesar bokong.
Namun, pada kenyataannya setelah dilakukan operasi wajah banyak korban yang mengalami kerusakan pada wajah seperti bernanah dan gatal-gatal.
"Modus pelaku terkait masalah kecantikan. Dia memberikan suntikan ke muka supaya awet muda. Padahal sesuai keilmuan tidak sesuai dengan prosedur sehingga berdampak pada muka bernanah dan gatal-gatal," tuturnya.
Namun, dampak dari mal praktek itu kepada korban adalah penyakit liver dan ginjal yang bocor. Selain itu, karena suntikan yang tidak benar membuat korban menderita hepatitis.
"Kalau untuk memperbesar payudara, pelaku menyuntikan silikon dan lemak dari paha korban. Jadi suntikan itu bisa menyebabkan penyakit hepatitis," kata dia.
Akhirnya pihak kepolisian berhasil mengamankan pelaku saat korban yang mengalami kerusakan pada muka komplain.