Orang Tua Ace Minta Penjelasan Wasiat Kematian Anaknya ke Polisi
Penjelasan polisi atas kemunculan surat tersebut hingga analisanya, banyak yang menyimpang dari fakta.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Sudah dua bulan misteri tewasnya Akseyna Ahad Dori (18) alias Ace, mahasiswa Universitas Indonesia (UI) jurusan Biologi, yang jenazahnya ditemukan mengambang di Danau Kenanga UI, Depok, belum juga terungkap.
Ayah Akseyna, Kolonel Sus Mardoto menuturkan, mulai dari munculnya surat itu sampai analisa tulisan tangan di dalam surat, memiliki sejumlah kejanggalan yang tidak bisa diterima keluarga Ace.
Bahkan, kata Mardoto, penjelasan polisi atas kemunculan surat tersebut hingga analisanya, banyak yang menyimpang dari fakta.
Karenanya, imbuh Mardoto, keluarga besar Ace membuat pernyataan resmi atas apa yang selama ini disebut sebagai 'surat' Akseyna Ahad Dori.
Dalam pernyataan resmi keluarga dari link website yang dikirim Mardoto ke Wartakotalive, Senin (25/5/2015), Mardoto memaparkan sejumlah kejanggalan atas temuan surat itu.
Mulai dari kronologis awal ditemukannya surat, pernyataan polisi atas temuan surat, hingga analisa yang simpang siur dianggap Mardoto penuh kejanggalan dan berbeda fakta.
Dalam surat terbuka atau pernyataan resmi keluarga itu, Mardoto memaparkan kronologis awal ditemukannya surat sampai analisa tulisan tangan di dalam surat.
Menurut Mardoto, dalam analisa tulisan di surat itu ada perbedaan hasil dari uji forensik yang dilakukan polisi dengan analisa yang dilakukan seorang analis tulisan tangan atau grafolog, Deborah Dewi.
Pihak keluarga mendesak polisi menjelaskan metode uji forensik secara transparan yang dilakukan atas surat itu.
"Untuk itu dengan kerendahan hati, keluarga Akseyna Ahad Dori berharap dapat diberikan penjelasan dari pihak Polri mengenai uraian atau gambaran proses, metode pengujian yang digunakan dan hasil analisisnya secara lengkap dan transparan. Kami juga mohon diberi penjelasan mengapa hasil uji forensik tanda tangan hingga saat ini tidak atau belum terdengar hasilnya," papar Mardoto.
Selain itu, kata Mardoto, keluarga berharap kepolisian juga dapat memberikan penjelasan dan klarifikasi kebenaran tentang penemuan 'surat' Ace yang diberitakan oleh banyak media diketemukan oleh pihak polisi di kamar kos Ace sewaktu polisi melakukan penyelidikan.
"Sebab surat itu didapat polisi dari saya. Saya menyerahkannya setelah mendapat dari orang yang mengaku rekan Ace. Sejak awal saya meragukan surat itu adalah tulisan tangan Ace. Kami juga meragukan tandatangannya," kata Mardoto.
Mardoto juga berharap polisi dapat memberikan penjelasan yang benar soal asal-usul serta motif lebih mendalam tentang tersebarnya foto 'surat' Ace dalam bentuk tertempel paku di dinding.
"Sekali lagi, saya katakan saya yang memberi surat itu ke polisi. Lalu saya heran kok ada foto surat tertempel paku didinding yang dikatakan itu surat Ace," kata Mardoto.
"Supaya juga kejanggalan di surat itu digunakan sebagai pintu atau titik terang pengungkapan kematian anak saya, dikombinasikan dengan fakta-fakta kondisi fisik jenazah yang banyak lebam, hasil otopsi atau visum, pernyataan saksi-saksi yang bertentangan atau tidak konsisten, dan lain-lain," tutur Mardoto. (Budi Sam Law Malau)