Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

SPBE Pertamina Ini Kurangi Takaran Gas 3 Kg

SPBE ini berada di kawasan Milenium Industrial Estate, Kecamatan Panongan, Kabupaten Tangerang.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in SPBE Pertamina Ini Kurangi Takaran Gas 3 Kg
Warta Kota/Theo Yonathan Simon Laturiuw
SPBE di kawasan Milenium Industrial Estate, Kecamatan Panongan, Kabupaten Tangerang, mengurangi isi gas elpiji 3 kg. Polisi menggerebek SPBE ini pada 8 Juni 2015 lalu. 

TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG -- Selama 6 tahun Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) PT Putra Panca Gasindo di bawah pengawasan Pertamina mengurangi isi tabung Elpiji subsidi 3 kilogram.

SPBE ini berada di kawasan Milenium Industrial Estate, Kecamatan Panongan, Kabupaten Tangerang.

Polisi dari Subdit Sumdaling Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya membongkar praktik curang ini pada Senin (8/6/2015).

Dua orang yakni seorang manajer berinisial JS dan teknisi berinisial DS, dijadikan tersangka. Pemilik SPBE berinisial ID masih diburu polisi.

"Sekitar 2 minggu tim kami melakukan penyelidikan sebelum akhirnya menggerebeknya," ucap Kasubdit Sumdaling Ditreskrimsus Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Adi Vivid, Selasa (16/6/2016).

Adi menjelaskan, semestinya berat minimal gas elpiji yang dimasukkan ke tabung subsidi itu adalah 2,9 kg. Tetapi SPBE nakal itu menguranginya sebanyak 250 gram. Sehingga tiap tabung hanya diisi 2,75 kg gas elpiji.

Setiap hari ada 20 agen elpiji subsidi yang mengisi tabung gas. Dalam sehari SPBE Itu mengisi 10.000 tabung.

BERITA TERKAIT

Dengan cara itu, omzet yang diperoleh SPBE ini berlipat-lipat. Sebab dari selisih gas yang dimasukkan saja, SPBE ini bisa menyisakan 2.500 kg gas.

Gas itu bisa dimasukkan kembali ke 833 elpiji 3 kg. Sehingga dalam sehari dari selisih gas saja bisa mendapat untung Rp 9,1 juta atau Rp 275 juta per bulan.

"Ini jadi besar sekali keuntungannya. Dan masyarakat dirugikan," ucap Adi.

Pantauan Wartakotalive.com, SPBE. Ini terlihat butut. Di lahan seluas kurang lebih 2000 meter itu hanya ada sebuah bangunan permanen untuk pekerja. Ruangannya hanya berisi jejeran meja jelek dan sofa butut.

Kemudian di bagian belakang tedapat lokasi pengisian elpiji. Bangunannya tak permanen dan dipinggirnya ditumbuhi rerumputan yang mulai tinggi. (Theo Yonathan Simon Laturiuw)

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas